Namun yang pasti, keputusan untuk menjadi mualaf itu diambil oleh ayahanda Rheina, beberapa bulan sebelum akhirnya ia meninggal dunia.
"Papaku (beragama) Katolik, jadi bulan Desember itu sebelum papa ulang tahun tiba-tiba papa memutuskan untuk menjadi mualaf," beber Rheina Ipeh.
Rupanya, alasan sang ayah untuk menjadi seorang mualaf, diketahui Rheina.
Bak firasat, almarhum ingin sekali, jika kelak meninggal dunia, ia bisa didoakan oleh anak serta cucunya.
"Biar kalau papa gak ada (meninggal dunia, red) nanti (anak dan cucu) bisa mendoakan," ungkap Rheina Ipeh seraya menangis.
"Dia (ayah) ngomong begitu terus, intinya papa sudah ngerasa," jelas Rheina Ipeh.
(*)
Source | : | Grid.ID |
Penulis | : | Luvy Yulia Octaviani |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar