Ini saya ungkap kembali, Pare dulu itu, saya, kenapa saya Pare, dulu itu, pada waktu bulan berapa ya, aku pegang berapa bulan yo Tun? Aku megang yang dukun, dukun sakti yang membunuh orang cuma 1 jam, 1 detik bisa, 1 menit bisa, dia bilang tak tanya.
Dia ngomong, mau ngomong semuanya ke saya, karena dia pengen tobat bilangnya.
Saya membunuh orang dengan racun ikan Pari,' dia bilang begitu. Caranya, wong dukun ya pinter, punya banyak setan.
'Racun ikan pari, saya taruh di jantungnya orang itu,'. Ingat ya, jangan heran. Yang namanya dipocong itu, adalah boneka, sampean di mediakan boneka, boneka itu terus dijojohi (ditusuki). Lek sing dijojohi jantung (kalau yang ditusuki jantung), ya sampean sakit jantung.
Lek sing dijojohi moto (kalau yang ditusuki mata), yo motone sampean yang sakit gitu lho ya. Itu, jadi dia memakai racun ikan pari untuk membunuh lewat jantung.
Itu, jadi dalam waktu 1 jam, anu, bisa ditarget untuk mati. Lha saya sendiri, mencari, opo ya, saya kan sering stres, karena apa, saya berusaha sekali bagaimana kesembuhan secepatnya, gitu lho maksud saya.
Aku sendiri orangnya perempuan, ndang mari ndang uwes gitu tok. Kan ibu tau aku sifatnya keras, kalau ngomong nggak bisa kalem-kalem seperti ibu yang, ibu-ibu yang lain, saya tidak bisa.
Saya orangnya keras banget, karena saya tidak mau sama sekali saya ngobati dalam kondisi mengobati, saya tertekan, saya tidak mau. Saya akan bebas, diobati yang mengobatipun tenang, bebas, Insyaallah kesembuhan cepat itu tujuan saya," ujar Ningsih memberi pengumuman pada para pasiennya yang tengah menjalani pengobatan.
Ia lalu menceritakan awal mula dirinya menggunakan Pare sebagai penangkal santet.
"Aku menemukan Pare, aku langsung beli Pare ke Porong, saya doainlah Pare itu.
Saya doain, saya minta sama Allah, bahwa Pare ini sebagai racun.
Lek dukun santet sebagai racun ikan Pari (kalau dukun santet pakai racun ikan Pari), saya Pare sebagai racun. Jadi racun, saya buat, racun saya ciptakan dari Pare, untuk meracuni semua penyakit," ujar Ningsih menceritakan kembali pengalamannya.
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | None |
Editor | : | Luvy Yulia Octaviani |
Komentar