Pria lulusan Wichita State University, Amerika Serikat ini menjelaskan, saat terkena PHK maka tak ada pilhan lain baginya selain pulang ke Indonesia.
"Kita mengalami kehidupan yang naik turun, kesusahan dialami saat kita kena PHK di 1997. Saya balik ke Jakarta, ke rumah orang tua," imbuh Sandiaga Uno.
"Kita tak punya rumah," celetuk Nur Asia Uno.
"Ya nggak usah diingatkan juga. Jadi sebetulnya sampai sekarang ini rumahnya Nur, saya menumpang saja," aku Sandiaga Uno.
Dengan kehidupan seperti itu, lanjut Sandiaga, istrinya pun berinisiatif untuk menjual cincin.
"Dia jual cincin dari orangtuanya untuk membiayai kita supaya bisa sewa rumah, renovasi rumah dan sisanya modalin usaha. Setelah di PHK, banting setir buka usaha sendiri sebagai konsultan keuangan," terang Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno menyatakan, saat itu merupakan momen yang diingatnya karena mengalami kesusahan bersama.
"Mpok Nur ini selalu memberikan semangat. Saya juga kehilangan kepercayaan diri waktu di PHK, sempat keringetan saat bangun malam, sempat juga ketakutan mendengar dering telepon," jelas Sandiaga Uno.
Bukan tanpa alasan, Sandiaga Uno merasakan hal tersebut karena ada beban yang harus ditanggungnya setelah di PHK.
Source | : | Tribun Jakarta |
Penulis | : | None |
Editor | : | Veronica S |
Komentar