GridPop.ID - Kabar tewarnya editor Metro TV, Yodi Prabowo beberapa waktu terakhir ini memang tengah menjadi sorotan.
Pasalnya, kepergian pria berusia 26 tahun itu banyak meninggalkan misteri dan teka-teki.
Hal janggal itu pula yang menjadi perhatian utama orang tua editor Metro TV, Yodi Prabowo.
Kecewa, Itulah yang diucapkan ayah Yodi Prabowo saat Polda Metro Jaya mengumumkan penyebab kematian Editor Metro itu yang diduga kuat bunuh diri.
Ayah Yodi Prabowo, Suwandi (46) mengaku tidak dapat menerima hasil kesimpulan dari pihak kepolisian.
"Saya sebagai orang tua terus terang kecewa dengan kesimpulan itu, karena enggak mungkin anak saya bunuh diri," ungkap Suwandi di kediamannya Jalan Alle, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Sabtu (25/7/2020).
Ada sejumlah fakta yang diyakini Suwandi, anak sulungnya tidak mengakhiri hidupnya karena bunuh diri.
Pertama, tak ada satupun bercak darah yang menempel pada pakaian yang dikenakan korban pada saat ditemukan di sisi Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
"Kalau dia bunuh diri di TKP (Tempat Kejadian Perkara) ada tusukan empat kali, tiga kali tidak dalam yang satu dalam," tambahnya.
Suwandi menjelaskan terdapat banyak kejanggalan dalam kesimpulan atas hasil penyelidikan pihak kepolisian.
Pasalnya, ia menilai tak ada satupun bercak darah pada tubuh maupun pakaian yang dikenakan pada anaknya saat ditemukan tewas.
Ia menilai bila penyebab kematian dikarenakan bunuh diri, bakal menyisakan banyak bercak darah yang tertinggal di lokasi maupun pakaian almarhum.
"Paling enggak kalau dia menusuk pasti akan ada pendarahan, darah akan lari ke celana dan sekujur tubuh dan bajunya," ungkap Suwandi.
"Sudah gitu ada kondisi tusukan di sini (leher-red) terus kondisi anak saya ditemukan masih pakai masker, helm. Paling tidak darah ke masker, ke helm walaupun dia sudah tiga hari pasti ada bekasnya," tegasnya.
Suwandi juga memberi tanggapan atas hasil penyelidikan polisi yang menyebut Yodi nekat bunuh diri karena depresi.
Suwandi (46) ayah dari almarhum Yodi mengatakan tak ada gejala depresi pada anak sulungnya itu.
Sebab, sebelum kepergiannya Yodi masih bersikap normal seperti sedia kalanya saat melangsungkan aktivitas.
Bahkan, keyakinan itu samakin menguat tat kala Yodi tetap menjalankan profesinya sebagai editor video di Metro TV.
"Tadi dikatakan bahwa anak saya itu depresi, okelah dari hasil labfor dari hasil rumah sakit Polri seperti yang diketahui itu.
Tapi di hari-harinya itu dia tidak menampakan deperesi, bahkan dia masih berangkat bekerja, masih mau mengantar ibunya untuk mencari tukang urut yang bagus karena adiknya itu sedang tidak bisa jalan," protes Suwandi.
Selain itu, faktor lain yang diperkuat pihak keluarga dalam membantah alasan depresi berupa Yodi yang memiliki angan-angan untuk menikah dalam waktu dekat ini.
Saking ingin mewujudkan angan-angannya itu Yodi pun terus giat bekerja dan mencari penghasilan tambahan.
"Kalau orang depresi ini menurut saya palingan itu tidak bisa kerja, tidak punya harapan, ini dia punya harapan hari-harinya.
Ada satu bulan sebelum kejadian, dia membeli laptop untuk mencari uang tambahan karena dia berkeinginan untuk menikah. Itu kan berati dia masih ada harapan," tandasnya.
Adapun hingga saat ini pihak keluraga berharap agar pihak kepolisian dapat menemukan penyebab utama dari kematian Yodi Prabowo.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Sintia N |
Komentar