Menurut keterangan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari Bamed Skin Care, Heru Nugraha, tahi lalat yang berkembang menjadi kanker kulit bisa dilihat menggunakan metode A (Asymmetric), B (Border), C (Colour), dan D (Diameter).
"A itu asimetri, kalau bentuknya bagus, bulat, kanan kiri sama, kita enggak curiga itu kanker. B itu border atau batasnya. Kalau batasnya tegas, enggak masalah," terang Heru seperti yang dikutip HAI dari Kompas.com.
Lebih lanjut, Heru menjelaskan bahwa tahi lalat yang patut dicurigai mempunyai bentuk seperti bercak nggak beraturan, serta terdapat lebih dari satu warna seperti coklat dan juga hitam.
"Tetapi, itu cuma yang dilihat kasat mata. Biasanya kalau sudah parah, tahi lalat kesentuh dikit akan mudah berdarah," tambah Heru.
Sementara itu, Ahli Dermatologi dari Fox Chase Cancer Center, Clifford Perlis mengatakan bahwa tahi lalat yang baru muncul ketika orang-orang menginjak dewasa bisa saja menjadi pertanda mereka terkena kanker kulit (melanoma).
Namun, Perlis menerangkan, tahi lalat yang muncul bisa saja muncul karena adanya efek dari paparan sinar matahari yang membakar kulit.
Source | : | Hai.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Septiana Hapsari |
Komentar