Nadiem pun menyebut sejarah memiliki arti penting bagi sebuah bangsa, dan keberadaannya signifikan di dalam kurikulum pendidikan.
"Saya ingin menjadikan sejarah menjadi suatu hal yang relevan untuk generasi muda dengan penggunaan media yang menarik dan relevan untuk generasi baru kita, agar bisa menginspirasi mereka," ujar Nadiem.
"Identitas generasi baru yang nasionalis hanya bisa terbentuk dari suatu kolektif memori yang membanggakan dan menginspirasi," tambahnya.
Ia pun berkomitmen untuk terus menghadirkan sejarah pada sistem pendidikan.
Sebab, kata Nadiem, bagaimana pun ia terlahir dari ayah dan ibu yang merupakan aktivis nasional.
Sang kakek adalah salah satu tokoh perjuangan di masa kemerdekaaan Indonesia.
"Kakek saya adalah salah satu tokoh perjuangan dalam kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Ayah dan ibu saya aktivis nasional untuk membela hak asasi rakyat Indonesia dan berjuang melawan korupsi," kisah Nadiem.
Untuk itu, ia berharap klarifikasi yang disampaikannya bisa menenangkan masyarakat yang sebelumnya sempat dibuat khawatir dengan isu penghilangan pelajaran sejarah dari kurikulum.
"Sekali lagi saya imbau masyarakat jangan biarkan informasi yang tidak benar menjadi liar. Semoga klarifikasi ini bisa menenangkan masyarakat," pungkasnya.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Klarifikasi Mendikbud Nadiem soal Isu Penghapusan Pelajaran Sejarah"
Source | : | kompas |
Penulis | : | None |
Editor | : | Septiana Hapsari |
Komentar