Melalui ungggahan di Instagram miliknya (6/10/2020), Najwa mengaku dirinya mengetahui kabar pelaporan aksinya dari media.
Ia juga mengetahui pelaporan tersebut ditolak Polda Metro Jaya dan dibawa ke Dewan Pers.
Najwa Shihab dengan tegas mengaku dirinya siap memberikan keterangan jika dirinya hendak diperiksa.
Ia pun menjelaskan duduk perkara, mengapa dirinya berani melakukan aksi wawancara 'kursi kosong '
Baca Juga: Bandnya Dijuluki 'Band Berdasi', Gitaris Montecristo Banting Setir Jadi Pengusaha karena Sepi Job Selama Pandemi, Rustam Effendy: Covid-19 Dampaknya Gila-gilaan!
View this post on Instagram
Saya baru mengetahui soal pelaporan ini dari teman-teman media. Saya belum tahu persis apa dasar pelaporan termasuk pasal yang dituduhkan. Saya dengar pihak Polda Metro Jaya menolak laporan tersebut dan meminta pelapor membawa persoalan ini ke Dewan Pers. Jika memang ada keperluan pemeriksaan, tentu saya siap memberikan keterangan di institusi resmi yang mempunyai kewenangan untuk itu. Tayangan kursi kosong diniatkan mengundang pejabat publik menjelaskan kebijakan-kebijakannya terkait penanganan pandemi. Penjelasan itu tidak harus di Mata Najwa, bisa di mana pun. Namun, kemunculan Menteri Kesehatan memang minim dari pers sejak pandemi kian meningkat, bukan hanya di Mata Najwa saja. Dan dari waktu ke waktu, makin banyak pihak yang bertanya ihwal kehadiran dan proporsi Manteri Kesehatan dalam soal penanganan pandemi. Faktor-faktor itulah yang mendorong saya membuat tayangan yang muncul di kanal Youtube dan media sosial Narasi. Media massa perlu menyediakan ruang untuk mendiskusikan dan mengawasi kebijakan-kebijakan publik. Pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan juga berasal dari publik, baik para ahli/lembaga yang sejak awal concern dengan penanganan pandemi maupun warga biasa. Itu semua adalah usaha memerankan fungsi media sesuai UU Pers yaitu “mengembangkan pendapat umum” dan “melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum”. Sependek ingatan saya, treatment “kursi kosong” ini belum pernah dilakukan di Indonesia, tapi lazim di negara yang punya sejarah kemerdekaan pers cukup panjang. Di Amerika sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2012, di antaranya oleh Piers Morgan di CNN dan Lawrence O’Donnell di MSNBC’s dalam program Last Word. Pada 2019 lalu di Inggris, Andrew Neil, wartawan BBC, juga menghadirkan kursi kosong yang sedianya diisi Boris Johnson, calon Perdana Menteri Inggris, yang kerap menolak undangan BBC. Hal serupa juga dilakukan Kay Burley di Sky News ketika Ketua Partai Konservatif James Cleverly tidak hadir dalam acara yang dipandunya. #CatatanNajwa
A post shared by Najwa Shihab (@najwashihab) on Oct 6, 2020 at 4:54am PDT
Seperti yang diketahui, beberapa waktu lalu, Najwa Shihab menghebohkan publik dalam acaranya Mata Najwa.
Dalam acara itu, Najwa mencecar sebuah kursi kosong yang ditujukan untuk Menteri Kesehatan Indonesia, Dokter Terawan.
Dilansir dari Grid.ID , yang mengutip dari akun Instagramnya yang diunggah ulang oleh Twitter @affansf, Najwa bahkan sampai melakukan aksi dengan mewawancarai kursi kosong seolah menyindir sang menteri yang belum juga menjawab undangannya.
Meski begitu, Najwa tetap berbicara kepada kursi kosong seolah-olah tengah menghadap Menteri Terawan.
"Mengapa menghilang, Pak?" tanya Najwa Shihab.
Baca Juga: Rachel Maryam Sengaja Dibuat 'Tidak Sadar' Pasca Melahirkan, Ussy Sulistiawaty Donor ASI untuk Buah Hati Rekan Artisnya
"Anda minim sekali muncul di depan publik memberi penjelasan selama pandemi," singgung Najwa.
PROMOTED CONTENT
Komentar