"Menghapus sanksi saat ini memang aneh, tapi tetap saja kabar baik bagi Pak Prabowo. Pencabutan sanksi AS terlihat jelas untuk kepentingan hubungan bilateral dalam konteks pengaruh China yang semakin meningkat di kawasan," kata Zachary Abuza, profesor di National War College (AS).
Tidak ada negara yang ingin memilih sisi antara China atau AS saat ini.
Bahkan di tengah kekhawatiran tentang agresi China di Laut China Selatan, negara-negara di kawasan itu menjaga hubungan netral antara AS dan Beijing.
"China berperan penting dalam membantu Indonesia memulihkan ekonominya di tengah wabah Covid-19," kata Abuza.
"AS tidak ingin Indonesia melangkah terlalu jauh ke China," kata Alex Arifianto analis di Nanyang Technological University.
Pemerintahan Trump dikatakan belum berinteraksi dengan sekutu di Asia Tenggara seperti halnya di bawah mantan Presiden Obama.
Mengingat ambisi China di Laut China Selatan, baik AS maupun Indonesia telah menunjukkan ketidakpuasan dan dapat bekerja sama.
"Prabowo cenderung lebih condong ke Amerika daripada China. Kunjungan Prabowo ke AS merupakan hal yang positif bagi hubungan pertahanan AS dengan Indonesia dan peluang kerja sama dan pengadaan senjata," kata Arifianto.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul: "Setelah Dibebaskan Dari Diboikot Amerika Selama 20 Tahun, Menhan Indonesia Prabowo Mendadak Didekati Amerika, Siapa Sangka Inilah Tujuan Asli AS Dekati Prabowo."
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Septiana Hapsari |
Komentar