Wales telah menjabat di beberapa posisi di dalam DHS di bawah pemerintahan Trump dan tidak dipandang sebagai tokoh partisan, kata seorang mantan kolega.
Laporan Reuters pekan lalu mendorong dukungan dari para pakar keamanan di seluruh negeri, yang memuji Krebs atas pekerjaan bipartisannya dalam dua tahun terakhir.
Ketidaksenangan Gedung Putih dengan Krebs tumbuh selama setahun terakhir, menurut dua mantan pejabat, karena Trump mengkritik keamanan pemungutan suara melalui pos. Lembaga Krebs membalas dengan mengatakan itu cara yang aman untuk memilih.
Pemungutan suara melalui pos mencapai rekor tertinggi tahun ini karena kekhawatiran tentang pandemi virus corona.
"KAMI MELAKUKANNYA DENGAN BENAR'
Di akun Twitter-nya, Krebs tidak mundur menghadapi ancaman Trump untuk menyatakan kebenaran dengan menulis: "Merasa terhormat untuk mengabdi. Kami melakukannya dengan benar. Pertahankan hari ini, amankan besok."
Pejabat Gedung Putih sebelumnya mengeluhkan konten CISA yang menolak banyak klaim palsu tentang pemilu, termasuk tuduhan, Demokrat berada di balik skema kecurangan pemilu. Pejabat CISA menolak untuk menghapus informasi yang akurat.
Antara lain, salah satu rekan Krebs mengatakan Gedung Putih marah karena CISA menolak teori konspirasi yang secara keliru mengklaim superkomputer dan program badan intelijen, yang konon bernama Hammer dan Scorecard, bisa membalikkan suara secara nasional.
Tidak ada sistem seperti itu, menurut Krebs, pakar keamanan pemilu dan mantan pejabat AS.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar