Meski hidup dengan ekonomi pas-pasan, Hu mengadopsi bayi perempuan itu dan membesarkannya seperti anak sendiri.
Diceritakan bahwa Hu dan suaminya hidup miskin, dan bahkan tak mampu membeli susu untuk bayinya.
Jadi mereka menghancurkan bubur hingga lembut, dan memberikan pada anaknya sebagai pengganti susu.
Ketika putri Hu berusia 4 tahun, suaminya meninggal dunia, hal itu membuatnya harus berjuang sendiri menghidupi putrinya.
Hu bekerja keras seorang diri, dia mengerjakan segalanya, termasuk menjual sayuran di pasar, hingga menjual jangrik.
Semua itu dilakukan Hu supaya dia memiliki uang untuk mendukung pendidikan putrinya.
Berkat cinta yang begitu besar, dan kerja keras Hu dia bisa membuat putri angkatnya tumbuh dengan baik hingga usia 25 tahun.
Setelah berusia 25 tahun gadis itu tumbuh menjadi gadis dewasa dan meninggalkan Hu untuk mengejar kesuksesan.
Kemudian, dia menikah hingga memiliki anak dan tinggal bersama keluarga barunya di kota.
Namun, meski telah sukses putri tersebut tidak pernah melupakan Hu, kini dia menyiapkan seuatu hal besar pada ibu angkatnya tersebut.
Source | : | Mataram.tribunnews.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar