Menurut Dewi, orang awam yang melakukan swab sendiri tidak memahami struktur anatomi hidung dan tidak mengetahui bagian yang harus diambil.
"Jadi bagian yang diambil enggak sampai ke tempat seharusnya yang menjadi bahan pemeriksaan," ujar Dewi kepada Kompas.com, Senin (4/1/2020).
Kesalahan dalam pengambilan bagian untuk pemeriksaan bisa memberikan hasil yang tidak tepat.
Bisa jadi hasil pemeriksaan harusnya positif. Tapi karena tempat pengambilannya salah, hasilnya menjadi negatif.
Sakit dan patah Selain itu, bisa jadi orang yang hendak diswab memiliki struktur hidung bengkok sehingga rongga hidung lebih sempit.
Apabila yang melakukan swab tidak memahami struktur tersebut dan asal mengambil, maka bisa menyebabkan kesakitan luar biasa.
Risiko selanjutnya adalah patahnya tangkai yang digunakan untuk melakukan swab.
Hal ini dikarenakan fungsi hidung ketika terkena benda asing.
"Fungsi hidung menimbulkan refleks bersin. Kalau memasukkan tangkainya kena mukosa, bisa bersin, dan risiko putus tangkainya. Ini sering terjadi," kata Dewi.
Apabila tangkai patah di dalam, sementara yang melakukan swab tidak paham cara mengambilnya, maka risikonya bisa terjadi pendarahan di hidung atau epistaksis.
Risiko pendarahan juga bisa terjadi jika tangkai swab mengenai pembuluh darah.
Dewi menekankan, di hidung banyak sekali pembuluh darah yang mudah pecah.
"Pendarahan yang banyak bisa menimbulkan syok karena panik.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar