Studi tersebut menyatakan bahwa delirium menjadi salah satu gejala yang muncul pada penderita Covid-19, terutama pada kelompok lanjut usia (lansia).
Delirium adalah perubahan tiba-tiba yang terjadi pada fungsi mental seseorang.
Gangguan ini menyebabkan perubahan cara berpikir dan perilaku serta tingkat kesadarannya.
Delirium juga memengaruhi kemampuan berkonsentrasi, berpikir, mengingat, dan pola tidur seseorang.
Dokter Spesialis Saraf dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), dr Rubiana Nurhayati mengatakan, delirium adalah keadaan ketika kesadaran seseorang menjadi terganggu.
"Keadaan ini disebabkan hypoxia atau kekurangan oksigen di otak. Kondisi ini sering terjadi pada pasien Covid-19, di mana saturasi oksigen menurun," kata dr Rubi, dikutip dari Kompas.com, 10 Desember 2020.
Dr Rubi mengungkapkan bahwa delirium sering terjadi pada penyakit-penyakit yang menganggu fungsi otak.
Namun, bisa juga terjadi pada pasien dengan kelainan metabolik, seperti hipoglikemia, hiponatremia dan lain sebagainya.
"Biasanya, gejalanya mudah mengatuk, bicara kacau, kadang tidak nyambung, kesadaran terganggu," jelas dia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Veronica S |
Komentar