Ia pun merasa heran pemakaman jenazah ayahnya menjadi berbelit-belit.
"Bapak saya meninggal kok urusannya berbelit. Saya coba mendinginkan kakak saya. Saya bilang enggak apa-apa diangkat saja," kata MNH.
MNH dan petugas menemui jalan tengah, jenazah ayahnya akhirnya dibawa ke TPU Kasin.
Setibanya di TPU, keluarga telah menshalati jenazah sebelum dimakamkan. Saat hendak diturunkan ke liang lahat, MNH mendapati nama di peti jenazah berbeda.
Ia pun memberi tahu keluarganya, peti jenazah yang dibawa petugas ternyata keliru.
"Saya bilang ke keluarga bahwa ini bukan bapak saya. Di situ timbul kekacauan lagi antara keluarga saya dan petugas," jelas dia.
Terpancing emosi
MNH berusaha mencari koordinasi petugas PSC, tetapi ia tak menemukannya.
"Kami terpancing emosi, kakak saya menabrak salah satu petugas. Tidak lama, karena saya spontanitas emosi, saya memukul salah satu petugas," jelasnya.
Meski begitu, ia membantah ada keluarga yang memegang petugas tersebut.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar