GridPop.ID - Pandemi virus corona memang mengharuskan kita selalu menjaga diri.
Menerapkan protokol kesehatan 3M salah satunya.
Seperti wanita yang terekam dalam video singkat ini yang terlihat mengenakan masker.
Namun jika diperhatikan seksama ada yang janggal.
Pasalnya wanita ini malah tidak menutup kemaluannya dengan sehelai benang pun.
Video tersebut baru saja diterima tim redaksi GridHEALTH.id, Senin (1/2/2021) sore.
Sontak media sosial pun langsung geger.
Apalagi jika diperhatikan dengan seksama, video wanita bermasker berjalan tanpa celana itu terjadi di wilayah Indonesia.
Sebab sang perekam video beberapa kali berbicara menggunakan bahasa Indonesia.
"Dari muka...dari muka...," ujar salah satu pria yang merekam video sambil menaiki motor.
Video tersebut cukup mencengangkan sebab sang wanita bermasker itu nampak berjalan santai meski tak mengenakan celana.
Bahkan wanita tersebut tampak tak risih meski direkam oleh para pengguna jalan.
Entah apa yang dialami wanita tersebut, namun yang pasti wanita bermasker itu seolah tak bermasalah dengan tidak mengenakan sehelai kain untuk menutupi kemaluannya.
Akan tetapi terlepas dari itu, pandemi Covid-19 ini memang dianggap dapat menyebabkan seseorang stres.
Bagaimana tidak, per Senin (1/2) total kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 1.089.308 kasus.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa Bali yang diterapkan 11 Januari hingga 8 Februari 2021 pun dinilai Jokowi belum efektif.
Maka tah heran jika Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan jika kondisi ini terus dibiarkan dapat memengaruhi kesehatan seseorang terutama kesehatan mental mental.
Menurut CDC, ketakutan dan kecemasan tentang penyakit luar biasa, seperti Covid-19 bisa menyebabkan emosi yang kuat pada orang dewasa maupun anak.
Para peneliti telah menemukan bahwa beberapa individu mungkin mengalami masalah kesehatan mental untuk pertama kalinya selama pandemi.
Masalah penyesuaian, depresi, dan kecemasan mungkin timbul.
Sebuah studi tahun 2017 yang tercatat dalam Bulletin of World Health Organization, membuktikan bahwa ada peningkatan jumlah orang melaporkan kesehatan mental dan masalah psikososial selama wabah penyakit virus Ebola di Sierra Leone.
Senada dengan hal tersebut, sebuah studi tahun 2011 terkait wabah influenza H1N1 yang tercatat dalam J Ment Health juga menunjukkan peningkatan dalam berbagai gejala emosional, termasuk kelainan somatoform (gejala seperti rasa sakit dan kelelahan yang tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh penyebab fisik).
Meski begitu, perasaan takut, cemas, dan sedih adalah normal selama pandemi.
Tetapi dengan bersikap proaktif tentang kesehatan mental dapat membantu kita menjaga pikiran dan tubuh lebih kuat.
Oleh karenanya WHO berpesan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk minimalkan menonton, membaca atau mendengarkan berita tentang Covid-19 yang bisa menyebabkan kita merasa cemas atau tertekan.
Sebaliknya, WHO merekomendasikan untuk mencari informasi hanya dari sumber tepercaya dan terutama sehingga kita dapat mengambil langkah untuk mempersiapkan rencana dan melindungi diri dan orang yang dicintai dari penularan virus Covid-19.
Sementara itu, terkait video yang beredar tersebut sampai saat ini belum ada klarifikasi dari pihak terkait.
GridPop.ID (*)
Source | : | Suar.id |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Veronica S |
Komentar