GridPop.ID - Gading Marten mengungkap jika kasus narkoba yang sempat menjerat ayahnya, Roy Marten beberapa tahun silam ternyata menjadi salah satu masa terberat dalam hidupnya.
"Banyak kejadian di hidup gue yang buat naik turun. Pas Bokap gue ketangkap.
Bokap gue kan ketangkap dua kali (kasus narkoba)," kata Gading dalam acara Okay Bos seperti dikutip Kompas.com di kanal YouTube TRANS 7 Official, Sabtu (6/2/2021).
Gading pun memberi ancaman pada sang ayah lantaran ia tak mau Roy Marten kembali terjerat kasus hukum.
"Bokap kan ketangkap dua kali. Gue udah bilang, 'pah Papa sudah jera kan?
Kalau misalnya sampai ketangkap lagi yang ketiga, mendingan gue ikut masuk aja deh sama lu barengan,'" ujar Gading.
Ancaman Gading pun sukses terbukti sampai saat ini sang ayah tak lagi tergoda oleh barang haram tersebut.
Gading berpendapat jika sang ayah tak mau jika ia sampai mengikuti jejak masa lalunya.
"Terus Bokap gue akhirnya mungkin kena di situ. Maksudnya kok anak gue sampai segininya, akhirnya ya sudah (tobat)," tutur Gading.
Roy Marten terjerat kasus hukum lantaran narkoba pada tahun 2009 silam.
Aktor lawas tersebut harus mempertanggung jawabkan perbuatannya selama 9 bulan dibalik jeruji besi.
Setahun bebas, ayah Gading Marten tersebut kembali ditangkap dengan kasus serupa.
Kedekatan antara Gading dan Roy Marten memang terjalin sangat hangat.
Dilansir dari Tribunnews.com, Roy Marten mengungkap jika sang putra adalah orang yang baik.
Bahkan ia menyebut jika Gading adalah lelaki yang tak pernah menangis.
Hal tersebut diungkap Roy pada saat ia menjadi bintang tamu dalam acara Okay Bos Trans TV pada, Rabu (20/1/2021).
"Dia tak pernah nangis, kecuali cerita pas dia mau berpisah," tutur Roy Marten.
Bahkan Roy lah yang saat itu menangis lantaran sang anak akan bercerai.
Melihat sang ayah menangis, Gading juga tak kuasa menahan air mata.
"Kebetulan saya yang terharu duluan, mungkin karena Gading lihat saya nangis duluan, jadi ikut nangis," ucap Roy Marten.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar