Pasalnya sejak kecil Pak Tarno sudah ditinggal mati kedua orang tuanya dan harus hidup dengan neneknya.
Seperti yang dilansir dari Kompas.com, Pak Tarno mengadu nasib ke Jakata sejak umurnya masih 10 tahun.
Kala itu dia nekat datang ke ibu kota dengan menumpang kereta barang yang mengangkut kayu dan sapi.
Sesampainya di Jakarta, Pak Tarno pun berjualan martabak telur.
Sampai di Jakarta seorang diri, Pak Tarno mencoba peruntungan dengan bekerja.
Pernah berjualan martabak telur.
Ketika berjualan martabak, cara Pak Tarno menarik perhatian pembeli terutama anak-anak adalah dengan menunjukkan sedikit sulap.
Dari situ barula dia banting setir jadi pesulap.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Surya.co.id |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar