GridPop.ID - Kejuaraan bulu tangkis bergengsi di dunia All England 2021 belakangan ini tengah ramai diperbincangkan.
Hal itu terkait keputusan penyelenggara yang dinilai tak adil lantaran Timnas Indonesia dipaksa mundur dari ajang legendaris itu.
Tak pelak kejadian itu mematik reaksi netizen untuk menyerbu akun media sosial All England dengan beragam respon kekecewaan.
Serbuan netizen itu rupanya berhasil mendapat sorotan dari presiden BWF yang baru-baru ini akhirnya minta maaf.
Kehebohan itu sendiri bermula dari pengumuman ditarik mundurnya tim dari Indonesia yang disampaikan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) melalui sebuah postingan di Instagram.
Hal ini memantik rasa kecewa netizen di Instagram sampai-sampai postingan itu pun diserbu komentar yang kebanyakan berasal dair Indonesia.
Banyak dari netizen Indonesia yang mengatakan keputusan ini tidak adil dan meminta pertandingan All England 2021 dihentikan sepenuhnya.
"Unfair. Stop All England," tulis beberapa akun secara kompak di kolom komentar akun BWF seperti dikutip melalui Tribun Jateng, Kamis (18/3/2021).
Tak main-main, dampak amukan netizen +62 ini rupanya sampai membuat akun Instagram resmi BWF menghilang.
Diduga hilangnya akun BWF dikarenakan banyaknya orang yang melaporkan (report) akun tersebut di Instagram.
"Akun utama telah dibanned, ini akun baru. Terima kasih," tulis unggahan pertama akun @allengland.official pada Sabtu (20/3/2021) dikutip melalui Kompas.com.
Dalam menyikapi insiden tak menyenangkan yang alami para atlet unggulan Indonesia, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menuntut permohonan maaf dari BWF.
Berselang beberapa hari, BWF menyampaikan permohonan maaf secara resmi melalui surat yang ditujukan kepada Menpora Zainudin Amali dan seluruh rakyat Indonesia.
Permohonan maaf ini tertulis atas nama Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer, yang kemudian mewakili jajarannya.
Berikut isi permohonan maaf BWF kepada Indonesia berdasarkan rilis yang diterima Kompas.com pada Senin (22/3/2021) malam WIB.
Yang terhormat Bapak Zainudin Amali.
Bersama ini, saya dengan sepenuh hati ingin menyampaikan rasa penyesalan dan kekecewaan saya atas terjadinya situasi tidak menyenangkan yang terjadi pada minggu lalu, saat berlangsungnya turnamen Yonex All England 2021.
Saya dengan penuh kesungguhan menyampaikan permohonan maaf atas perasaan sakit hati dan frustrasi yang dialami oleh seluruh pemain dan tim Indonesia.
Atas nama seluruh jajaran BWF, saya berkeinginan menyampaikan rasa permohonan maaf ini kepada Yang Mulia Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Luar Negeri, Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris, para pejabat pemerintah, Ketua Umum PBSI dan jajaran pejabatnya, rakyat Indonesia dan terutama seluruh komunitas dan penggemar bulu tangkis di Indonesia.
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menyadari sepenuhnya bahwa Indonesia merupakan salah satu raksasa bulu tangkis dunia, dengan segudang pemain berbakat dan bintang-bintang juara bulu tangkis dunia yang selalu bermunculan.
BWF juga menyadari bahwa para pemain bulu tangkis Indonesia telah menjadi ikon nasional dan telah menjadi tumpuan harapan bangsa di tingkat internasional.
Ketika saya masih bermain untuk tim nasional Denmark, saya sangat merasakan hubungan keakraban yang saling menguntungkan dengan para pemain dan pelatih tim Indonesia.
Saya juga telah menyaksikan Asian Games 2018, dan turut merasa bangga menyaksikan suksesnya penyelenggaraan sehingga menjadi event yang sangat luar biasa.
Percaya dan yakinlah pada saya, saya sungguh-sungguh mencintai Indonesia.
Sebagai Presiden BWF, saya ingin memberitahu bahwa kami telah menganggap insiden tersebut sebagai suatu pelajaran berharga yang sangat serius di saat dunia sedang dilanda Covid-19, dan kami berusaha keras untuk membuat perbaikan.
Untuk selanjutnya, kami percaya bahwa hubungan luar biasa yang sudah terbina sangat lama antara Indonesia dan BWF akan tetap harmonis, bahkan akan lebih kuat di masa mendatang.
Hormat kami,
Poul-Erik Hoyer, Presiden BWF.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jateng |
Penulis | : | Sintia N |
Editor | : | Sintia N |
Komentar