GridPop.ID - Tak terasa hampir dua tahun pandemi Covid-19 melanda Tanah Air.
Bahkan penyakit yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China ini bukan hanya menyerang orang dewasa saja tapi juga anak-anak.
Dilansir dari Serambinews.com, berdasarkan pernyataan Ketua PP IDAI pada 18 Juni 2021, 1 dari 8 pasien Covid-19 yang ada di Indonesia adalah anak-anak (proporsi kasus konfirmasi anak 12,5%).
Sementara dilansir dari Kompas.com, hingga Juni 2021 data menunjukkan bahwa sebanyak 12,5 persen anak Indonesia positif terinfeksi Covid-19.
Biasanya akan ada gejala yang timbul pada anak tersebut, antara lain batuk dan pilek, deman, nyeri tenggorokan, sakit kepala, bisa disertai mual dan juga muntah, diare, anak lemas, dan bahkan terjadi sesak napas pada anak.
Sementara tingkat kematian anak karena corona mencapai 3-5 persen dan separuhnya adalah balita.
Nah, jika memiliki buah hati yang positif Covid-19, Dokter spesialis kesehatan anak dari FKUI-RSCM, dr Nina Dwi Putri, Sp. A (K), menuturka bahwa anak bisa menjalankan isolasi mandiri di rumah dengan dampingan orangtua.
Akan tetapi ada beberapa hal yang mesti diketahui saat mendampingi anak melakukan isoman di rumah.
"Jika anak masih tetap aktif, bisa makan dan minum, tak ada gangguan seperti penurunan oksigen saat beraktivitas, anak bisa melakukan isoman (isolasi mandiri)
sebab sebagian besar anak hanya memerlukan isolasi mandiri," ungkap dr. Nina dalam webinar edukasi Covid-19 yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan RI, Selasa (13/7/2021).
Berikut beberapa hal yang mesti diperhatikan orangtua saat mendampingi anak yang menjalani isoman.
1. Menentukan siapa yang merawat anak
Lebih baik jika menentukan siapa yang merawat dan mendampingi anak selama isoman. Usahakan salah satu orangtua saja dan pilih yang memiliki risiko rendah terhadap Covid-19 atau tak memiliki komorbid atau penyakit bawaan.
2. Mendukung psikologis anak
Jika anak telah bisa berkomunikasi, bisa jadi isoman membuat kondisinya menjadi stres hingga merasa bingung.
Maka alangkah baiknya jika tenangkan anak jika mereka merasa gelisah dengan mendiskusikan tentang kekhawatirannya dan beri pula pengertian tentang pentingnya melakukan isoman.
3. Menerapkan protokol kesehatan di rumah
Ajarkan pada anak untuk menerapkan prokes seperti mencuci tangan sesering mungkin, mengenakan masker dengan benar, menghindari bertukar alat makan,
etika batuk yang baik, dan juga cara membuang sampah limbah medis seperti masker sekali pakai dengan benar.
Untuk anak yang berusia kurang dari 2 tahun dan belum bisa mandiri, orangtua juga masih bisa tetap mengasuh anak selama isoman.
Perlu diperhatikan jika sebaiknya jangan menciumnya dengan alasan untuk mencegah paparan air liur dan cairan tubuh lain.
Cuci tangan usai menggendong anak dan gunakan sarung tangan saat mengganti popok jika memang memungkinkan.
4. Memberikan makanan bergizi
Selain pemberian ASI, beri pula asupan makanan yang memiliki gizi tinggi dan bervitamin saat isoman seperti sayuran dan buah-buahan.
Jangan lupa mengajak berjemur di bawah sinar matahari langsung dengan tujuan untuk menambah asupan vitamin D.
5. Lakukan pemantauan
Pemantauan secara berkala mesti dilakukan seperti cek suhu, saturasi, laju napas, asupan makanan, aktivitas, dan tanda-tanda dehidrasi pada anak.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Serambinews.com |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar