Tak hanya unggahan status, Martina juga membagikan sebuah link berita media nasional di laman Facebooknya, berjudul "Hoax Telah Membunuh Ayahku".
Berita tersebut mengisahkan pengakuan seorang anak yang tinggal di Depok, bernama Helmi Indra menceritakan salah satu faktor bikin ayahnya meninggal karena termakan hoaks Covid-19.
Satu di antaranya soal hoaks vaksin haram. Informasi itu bikin ayahnya percaya dan tak mau divaksin Covid-19. Hingga akhirnya, tepat 6 Juli 2021, ayahnya bernama Nuryaman (60) yang tinggal di Tegal, Jawa Tengah itu terpapar Covid-19.
Kondisinya terus memburuk hari demi hari hingga meninggal dunia, pada Rabu (14/7/2021).
Selama menjalani perawatan, kata Helmi, ayahnya tak mau minum obat karena terpengaruh paparan Dokter Lois Owien yang menyebut pasien Covid-19 meninggal karena interaksi antar obat yang dikonsumsi.
Sebelum meninggal, ayahnya sempat menolak dibawa ke rumah sakit karena takut "dicovidkan". Istilah yang menuding pihak rumah sakit suka memvonis pasien positif Covid-19
Melansir dari Tribunnuews Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi UGM, Prof DR APT Zullies Ikawati turut menanggapi hal ini. Ia memaparkan jika interaksi obat bisa saja menimbulkan dampak.
Namun, lanjut dia, tidak selalu menimbulkan konotasi yang berbahaya.
Interaksi obat malah juga kerap menimbulkan manfaat. Interaksi obat sendiri merupakan efek saat obat yang satu dengan lainnya digunakan bersama.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar