GridPop.ID - Memenuhi kebutuhan protein hewani sangat penting untuk mencukupi kebutuhan gizi tubuh agar seimbang.
Selain itu, protein hewani juga berguna untuk memperbaiki jaringan tubuh, sehingga tetap terjaga dengan baik.
Daging menjadi salah satu sumber protein hewani yang dibutuhkan tubuh.
Dilansir dari laman gridkids.id, Daging tersebut memiliki kandungan yang banyak seperti vitamin B12, niasin, dan selenium.
Protein hewani pada daging memiliki manfaat untuk meningkatkan metabolisme serta menjaga kesehatan tulang.
Namun, hal itu didapat jika kita mengolah daging dengan cara yang terpat dan benar.
Belakangan, beberapa ahli menyimpulkan jika daging merah dan daging olahan tidak berbahaya bagi kesehatan kembali diperdebatkan.
Melansir dari laman alodokter.com, daging merah adalah daging yang saat belum dimasak berwarna merah.
Daging ini bisa diolah dan diawetkan menjadi daging asap, sosis, rendang, ham, bakso sapi, ataupun daging isian burger (patty).
Dilansir oleh kompas.com melalui CNN, analisis baru terhadap data jangka panjang pada hampir 30.000 orang, menemukan risiko kematian yang "kecil namun signifikan" yang terkait dengan makan dua porsi daging olahan atau daging merah yang tidak diproses.
Risiko serupa untuk penyakit kardiovaskular, ditemukan pada mereka yang makan dua porsi seminggu daging olahan, daging merah atau unggas yang tidak diproses--meskipun kategori terakhir mungkin terjadi karena proses menggoreng atau konsumsi kulit.
Penelitian ini juga menyebut bahwa makan ikan tidak ada hubungannya dalam risiko.
Klaim bahwa daging merah dan olahan boleh dimakan, masih kontroversial.
"Jangan percaya," kata para ahli terkemuka pada CNN.
Satu porsi daging olahan setara dengan dua potong bacon, dua sosis kecil, atau satu hot dog.
Satu porsi daging merah yang belum diproses setara dengan 4 ons daging merah atau unggas, atau 3 ons ikan.
Ini dianggap berisiko bagi kesehatan.
Temuan baru ini muncul hanya beberapa bulan setelah meta-analisis kontroversial mengklaim bahwa manusia tidak perlu mengurangi asupan daging merah dan olahan demi kesehatan yang lebih baik.
"Semua orang menafsirkan bahwa tidak apa-apa untuk makan daging merah, tetapi saya tidak berpikir itu yang didukung oleh ilmu pengetahuan," kata penulis studi senior Norrina Allen, profesor kedokteran pencegahan di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg, dilansir CNN.
"Ini perbedaan kecil, tapi ada baiknya mencoba mengurangi daging merah dan daging olahan seperti pepperoni, bologna, dan daging deli," kata Allen.
Baca Juga: Nyesel Baru Tahu, Ternyata Bahan Dapur ini Ampuh Bikin Nasi Tak Basi dan Awet Seharian, Dijamin!
Dia menambahkan bahwa penelitian sebelumnya juga menunjukkan hubungan konsumsi daging dengan risiko kesehatan utama lainnya, seperti kanker.
Analisis baru, yang diterbitkan Senin (19/7/2021) di jurnal JAMA Internal Medicine, menemukan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian dini mencapai 3 hingga 7 persen lebih tinggi bagi orang yang makan dua porsi daging merah dan daging olahan setiap minggu.
Itu mungkin tampak kecil bagi seorang individu, tetapi ketika diekstrapolasi ke tingkat populasi, dampaknya tampak besar.
"Peningkatan risiko absolut sangat kecil sehingga tidak mungkin relevan untuk individu," kata Gunter Kuhnle, seorang profesor nutrisi dan ilmu makanan di University of Reading di Inggris.
"Namun, pada tingkat populasi, ini lebih penting," kata Gunter, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
"Dengan sekitar 1 juta orang didiagnosis dengan penyakit jantung setiap tahun, bahkan pengurangan kecil dalam risiko absolut, dapat memiliki efek yang cukup besar dan mengurangi jumlah orang yang menderita."
Baca Juga: Jangan Sepelekan Jika Pinggang Sering Merasa Nyeri, 3 Gejala Ini Bisa Jadi Pertanda Bursitis!
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,alodokter.com,Gridkids.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar