Pengujian Covid-19 telah menemukan bahwa Covid-19 dapat ditemukan di kotoran.
Namun, risiko penyebaran Covid-19 melalui kotoran dapat berkurang karena pakaian dalam dan pakaian dapat bertindak sebagai filter partikel berbahaya, seperti halnya masker wajah bekerja.
Pada Mei lalu, dokter Australia Andy Tagg menunjukkan bahwa kentut dapat menyebabkan Covid-19, setelah menganalisis serangkaian tes yang diambil dari pasien Covid-19 pada awal 2021.
Tagg mengutip tes yang mengungkapkan bahwa Covid-19 itu ada di kotoran dari 55 persen pasien dengan Covid-19.
Tagg menulis, “Ya, SARS-CoV-2 dapat dideteksi dalam tinja dan telah terdeteksi pada individu tanpa gejala hingga 17 hari setelah terpapar.”
Dia menambahkan bahwa mungkin SARS-CoV-2 dapat menyebar melalui tinja, tetapi "kami membutuhkan lebih banyak bukti".
"Jadi ingatlah untuk memakai APD yang sesuai setiap saat dan tetap aman," serunya.
Pada awal pandemi Covid-19 Pusat Penanganan dan Pencegahan Penyakit China mengumumkan bahwa celana seharusnya menjadi penghalang efektif terhadap kentut yang mungkin membawa virus corona.
Badan kesehatan mengatakan bahwa kentut tidak mungkin menularkan virus asalkan pakai celana.
Namun, badan kesehatan memperingatkan bahwa jika pasien yang terinfeksi Covid-19 tidak mengenakan celana, dan mereka melepaskan sejumlah besar gas, maka orang lain, jika mereka mengendus gas itu bisa berisiko.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Sintia N |
Editor | : | Sintia N |
Komentar