Reka adegan diikuti oleh tiga tersangka, puluhan saksi, jaksa penuntut dari Kejari Ogan Ilir dan penasihat hukum tersangka serta keluarga korban.
Berdasarkan kesaksian para saksi mata, Muhammad Akbar sempat berteriak-teriak kesakitan saat menjalani diksar Menwa.
"Saya sempat menenangkan Akbar yang berteriak-teriak setelah mendapat materi. Ia teriak meluapkan emosinya, dalam posisi terbaring," ujar salah seorang saksi yang juga Ketua Satuan Menwa Taman Siswa, Agustinus.
Saksi juga menyebut korban sempat diikat kakinya oleh salah satu senior.
Berdasarkan pengakuan pelaku yang mengikat, tindakan itu ia lakukan untuk meluruskan kaki korban yang keram dan tak bisa berjalan.
Namun tak cuma mengikat kaki korban, dalam rekonstruksi yang dilakukan, salah satu senior menendang kemaluan korban dari belakang.
Hal itu ia lakukan dengan dalih pendisplinan saat korban hendak beraktivitas pagi.
Akibat tendangan tersebut, korban sempat terguling di lapangan sambil memegang kemaluannya dengan ekspresi kesakitan.
Tak lama dari aksi tersebut, korban tiba-tiba mengalami kejang-kejang hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit terdekat.
Namun sayang, rupanya nyawa korban tak bisa diselamatkan.
Baca Juga: Awas, Jangan Minum Kopi Sambil Makan Gorengan, Bahaya Tak Terduga Ini Menghantui Kesehatan
Source | : | Kompas.com,Grid Hot |
Penulis | : | Sintia N |
Editor | : | Sintia N |
Komentar