Mayoritas pasien masih awam jika selama isoman kadar oksigen darah harus selalu dicek.
Selain itu, banyak pasien yang tidak memiliki oximeter dan minim informasi tentang ketersediaan alat ini.
Padahal alat ini penting untuk selalu mengecek kadar oksigen darah, karena seringkali tubuh pasien tidak menunjukkan gejala atau tanda apa pun ketika kadar oksigen berkurang.
"Saya baca dan mendengar berita, banyak warga yang meninggal saat sedang isoman. Mereka sesak napas dan tidak segera mendapatkan oksigen. Itu karena mereka tidak tahu kadar oksigen dalam darah yang bisa dilihat melalui oximeter," ujar Johanes.
Menurut Johanes, tidak sedikit pula pasien yang sadar akan oximeter tapi tidak mampu membeli karena kondisi ekonomi.
Padahal kondisi itu sangat berbahaya dan mengancam nyawa bila tidak segera ditangani.
"Karena itu sangat penting untuk selalu memantau kadar oksigen dalam darah warga yang isoman karena positif Covid-19," imbuh Johanes.
Selain dipinjamkan cuma-cuma, Johanes dan istrinya juga menjual oximeter dengan harga sewajarnya.
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Sintia N |
Editor | : | Sintia N |
Komentar