GridPop.ID - Sejak pandemi covid-19 merebak, berbagai istilah baru kedokteran pun mulai awam di dengar masyarakat.
Mulai dari istilah saturasi oksigen, komorbid hingga anosmia kini kerap dialami oleh para pasien covid-19.
Anosmia sendiri merupakan kondisi dimana hidung tidak bisa mencium bau atau indra penciuman tidak berfungsi.
Melansir Cleveland Clinic via Kompas.com, penyebab anosmia yang utama yakni berasal dari infeksi virus seperti flu sampai Covid-19.
Hidung tidak bisa mencium bau biasanya muncul dari hidung tersumbat atau peradangan pada hidung.
Peradangan tersebut membuat saluran pernapasan bengkak dan menghambat kinerja reseptor bau di hidung.
Biasanya, anosmia muncul saat awal infeksi virus seperti flu dan Covid-19.
Satu penelitian menyebutkan, penderita Covid-19 yang mengalami anosmia cenderung memiliki gejala yang lebih ringan ketimbang penderita tanpa gangguan indra penciuman.
Namun terlepas dari hal itu, anosmia tetap saja mengganggu keseharian para pengidapnya.
Pasien yang mengalami hilang penciuman tentu akan mengalami penurunan nafsu makan bahkan mulut juga akan merasa tidak enak saat makan.
Namun mau tidak mau pasien yang sudah dinyatakan positif Covid-19 harus tetap makan.
Setidaknya usahakan selalu ada makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Jika pola makan baik, dan gizinya juga cukup makan imunitas tubuh pun akan cepat kembali baik.
Jika imun sudah baik maka kemungkinan besar Moms akan cepat sembuh dan negatif.
Namun tetap makan disaat anosmia tentu merupakan hal yang tidak nyaman.
Butuh perjuangan untuk memasukan makanan ke dalam tubuh.
Nah salah seorang Pakar teknologi pangan dari Chlorophyll Scientific Consulting, bernama Daisy Irawan mengatakan, bahwa kurangnya nafsu makan akibat anosmia ternyata bisa diatasi hanya dengan sambal bawang.
Dilansir melalui Nakita.ID, makanan pedas bisa membuat proses pemulihan dari gangguan anosmia ini menjadi lebih cepat.
Daisy menyebutkan, makanan pedas, terutama sambal, mempengaruhi orang makan lebih banyak.
Karena senyawa pada makanan pedas, mempercepat aktivasi saraf untuk memproduksi air liur (saliva).
"Cabai dan bawang dalam sambal mengandung senyawa yang menekan saraf, lalu kita jadi merasa pedas dan memicu produksi air liur. Nah, orang jadi pengen makan," tuturnya.
Untuk itu, ia menganjurkan sambal dibuat menggunakan racikan bawang dan cabai segar.
Sambal pun harus langsung dikonsumsi, karena berkaitan dengan komponen aktif bawang segar yang mudah rusak.
Nah, selamat mencoba!
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Nakita.ID |
Penulis | : | Sintia N |
Editor | : | Sintia N |
Komentar