GridPop.ID - Hampir seluruh manusia di dunia ini tentu mengetahui apa itu laut.
Ya, hamparan luas berisi air asin ini banyak ditemukan di seluruh penjuru dunia.
Bahkan beberapa negara di dunia termasuk di Indonesia memiliki luas lautan yang lebih besar daripada luas daratan.
Laut sendiri sering menjadi destinasi wisata yang banyak disukai masyarakat.
Namun disisi lain, ada pula orang yang justru takut untuk berada di lautan terlebih laut lepas.
Sebab dibalik ketenangan air laut yang begitu luasnya itu tersimpan banyak hal yang tidak diketahui manusia.
Rasa seram itu tentu akan semakin berlipat ganda jika anda terjebak dan terombang-ambing sendirian di tengah lautan.
Seperti yang dialami oleh remaja 14 tahun ini di kawasan perairan Papua.
Ya, seorang bocah remaja ditemukan selamat setelah longboat yang ditumpanginya hilang kontak selama 8 hari.
Dikutip dari Kompas.com, Senin (4/1/2019), setelah delapan hari dikabarkan hilang, perahu longboat berpenumpang dua orang akhirnya ditemukan, Senin (1/4/2019).
Kepala Basarnas Kabupaten Manokwari, George L Mercy Randang mengatakan, perahu nahas tersebut ditemukan oleh anggota Polres Waropen, Brigpol Andreo Kamusi di Teluk Saireri, tepatnya di antara Pulau Nau dan Pulau Yapen atau 15 mil dari Pantai Waropen.
"Waktu ditemukan, hanya tersisa satu orang penumpang atas nama Edy Rumbarar (14)," ungkap George melalui rilisan.
Perahu longboat bermesin 15 PK, yang awalnya berlayar dari Pulau Numfor-Biak, tanggal 25 Maret 2019 lalu, sempat terombang-ambing, karena kehabisan bahan bakar (BBM).
"Mereka sempat bertemu nelayan asal Buton, dan diberi bantuan 20 liter BBM, air minum dan ubi jalar mentah," ujar George.
"Namun, saat akan dikawal menuju Distrik Oransbari, Abner Invandi, bersikeras untuk melanjutkan perjalanan sendiri," ungkap George.
George menuturkan, berdasarkan pengakuan Edy, di hadapan Kasat Reskrin Waropen, Iptu Alex N Oraile, dalam perjalanan lanjutan, perahu tersebut kehabisan BBM, dan sempat terombang-ambing selama lima hari di lautan.
"Pada hari ke lima, Abner Invandi, meninggal karena kelaparan dan haus. Pada hari ketujuhnya, karena kondisi jenazah sudah membengkak, terpaksa jenazahnya dibuang ke laut antara Biak dan Pulau Yapen," ujar George.
"Korban Edy, untuk sementara diamankan dan diperiksa kesehatannya di Rumah Sakit Waropen, karena korban bertahan hidup hanya makan satu buah kelapa yang hanyut dan betatas mentah, serta meminum air hujan," ujar George.
Barang-barang yang berhasil ditemukan, satu unit perahu Fiber, satu buah mesin tempel Yamaha 15 PK, satu buah tengki bensin, satu buah penggayung, satu botol air mineral, satu buah ember cat dan satu plastik betatas.
"Ini masih laporan awal, dan kami masih menunggu perkembangannya," ujar George.
GridPop.ID (*)
Source | : | Grid Pop,Kompas.com |
Penulis | : | Sintia N |
Editor | : | Sintia N |
Komentar