Bagaimana tidak, sudah lebih dari setahun masyarakat berada dalam hantaman pandemi yang membuat segala amunisi untuk tetap menggulirkan usaha, tapi pada akhirnya harus habis juga.
Sosiolog Universitas Negeri Semarang, Fulia Aji Gustaman, memaknai aksi pengibaran bendera putih itu sebagai ekspresi kegelisahan warga atas realitas terkini.
Dalam teori interaksionisme simbolik, simbol-simbol tertentu dipakai untuk mengekspresikan kekhawatiran secara tersirat.
”Dalam konteks perang, bendera putih dikibarkan satu pihak sebagai tanda menyerah. Adapun pengibaran oleh pelaku usaha di Tegal jadi pesan tersirat bahwa mereka sudah tidak sanggup menahan serangan pandemi dan dampaknya,” kata Aji seperti yang dikutip dari Kompas.id, Rabu (4/8/2021).
Pengibaran bendera putih sebagai tanda menyerah telah dilakukan sejak era kedinastian bangsa China pada 25 hingga 220 sebelum Masehi.
Sejumlah sejarawan juga mengungkap bahwa simbol itu telah ada sejak masa kerajaan Romawi 109 sebelum Masehi.
Source | : | Kompas.com,GridPop.ID |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar