"Apa pun alasannya, seks sebelum menikah itu tetap salah. Namun, orangtua sebaiknya tidak langsung menyalahkan dan menuding si anak. Apalagi jika ternyata si anak menjadi korban perkosaan," jelas psikolog Anna Surti Ariani saat dihubungi Kompas.com pada (5/9/13)
Ketika mengetahui bahwa si anak sudah tak perawan dan hamil di luar nikah (dengan berbagai alasan), psikolog yang disapa Nina ini menyarankan agar para orangtua sebaiknya menenangkan diri terlebih dulu.
Dalam kasus ini, orangtua juga harus tahu bahwa bukan hanya mereka yang shock, tapi juga si anak.
"Butuh keberanian ekstra dalam diri anak untuk mengakui hal ini kepada orangtuanya. Makanya saat anak sudah berani mengaku dan langsung dimarahi habis-habisan, ia akan jadi depresi. Orangtua harus tetap menjaga kondisi psikologis anaknya," tambahnya.
Nina menambahkan bahwa salah satu jalan keluar yang ditawarkan orangtua untuk menghadapi masalah ini adalah dengan menikahkan dengan pria yang menghamili si anak.
Hanya saja, benarkah ini jalan terbaik dan satu-satunya? Sebenarnya, menikahkan kedua remaja ini bukan solusi satu-satunya untuk menghindarkan aib.
Jika pernikahan ini terjadi atas keinginan anak untuk mempertanggungjawabkan perbuatan dan atas kesadarannya sendiri, mungkin saja tidak jadi masalah.
Sayangnya, sebagian besar pernikahan ini terjadi karena adanya paksaan dari pihak keluarga. Padahal, pernikahan terpaksa ini bisa membuat anak jauh lebih depresi lagi.
Nina mengungkapkan bahwa orangtua harusnya lebih sadar akan dampak pernikahan paksa ini.
Sebagai orangtua, Anda juga harus memikirkan kebahagiaan kehidupan pernikahan anak nantinya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Sosok.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar