GridPop.ID - Jodoh merupakan rahasia Tuhan yang mana tak ada satu pun manusia mendapat bocorannya.
Sosok yang menjadi jodoh kita pun bisa saja datang di waktu dan dari asal yang mengejutkan.
Tak heran jika banyak orang mengaku tak menyangka bisa berjodoh dengan suami atau istrinya kini.
Jika membahas soal jodoh, kejadian unik sekaligus menjengkelkan ini pasti kerap anda dengar dari bisik-bisik para tetangga.
Ya, tetangga memang sosok terdekat dengan keluarga kita yang kerap kali turut membantu saat kita dalam kesusahan.
Namun, ada pula tetangga yang justru doyan berkomentar miring terkait segala sesuatu yang datang ke keluarga kita, termasuk soal jodoh.
Hal ini pula yang dialami oleh seorang gadis lulusan S2 di Malaysia yang memutuskan untuk menikah dengan seorang sopir truk.
Dilansir dari Grid.ID, pernikahan pasangan bernama Zuraiha dan Hafis yang dilaksanakan pada 17 Agustus 2019 silam itu mendadak viral.
Hal itu lantaran si wanita yang berasal dari Malaysia itu mengunggah kisahnya di media sosial Twitter.
Dalam unggahan itu, Zuraiha menceritakan sikap para tetangga soal pernikahannya.
Karena menikah dengan sopir truk, wanita yang berprofesi sebagai guru ini ramai mendapat komentar julid dari tetangga.
Tetangga menganggapnya bodoh karena mau menikahi pria bernama Hafis Hozahli itu.
Bahkan, ia dianggap telah melakukan kesalahan besar karena mau dipersunting oleh pria lulusan SMA itu.
Muak dengan nyinyiran tetangga, Zuraiha pun angkat bicara lewat unggahan di akun Twitter pribadinya @AzuraOrkid.
"Saya guru, suami sopir truk. Saya Sarjana dan Master, Suami lulusan SMA. Seserahan yang dibawa 10 ribu ringgit. Tetangga hina ayah saya, 'Anak pandai, nikah dengan supir truk'," tulisnya.
Ia lantas menyemprot tetangga nyinyir yang memandang manusia dari profesi dan pendidikannya itu.
"Hei, jangan hina profesi sopir truk, kita ini hamba yang belum tentu mulia di sisi Tuhan," tulis Zuraiha lagi.
Dalam unggahan itu, Zuraiha turut melampirkan foto akad nikahnya dengan sang suami.
Zuraiha dan Hafis tampak semringah dibalut baju pengantin bernuansa putih tersebut.
Membalas pertanyaan netizen yang penasaran, Zuraiha lantas menceritkan awal mula ia bisa bertemu dan jatuh cinta pada Hafis.
Wanita lulusan S2 di Universitas Pendidikan Sultan Idris Tanjung Malim, Malaysia ini mengaku telah bertemu dengan Hafis 10 tahun sebelumnya.
Kala itu mereka merupakan teman sekolah saat duduk di bangku SMA.
Usai lulus, Zuraiha melanjutkan pendidikannya hingga jenjang S2.
Sementara Hafis yang nasibnya berbanding terbalik dengan Zuraiha memilih kerja serabutan di kampung halamannya.
"Saya meneruskan ke bangku perkuliahan. Sementara dia tidak bernasib baik," tulis Zuraiha.
"Selepas SMA, dia bekerja serabutan di kampung. Dia kemudian menjadi sopir truk, dari yang awalnya hanya mengantar barang di dalam kota hingga kini ke luar kota," jelasnya.
Sejak berpacaran dengan Hafis, Zuraiha mengaku telah mendapat banyak cibiran.
Bahkan menjelang akad, seorang kerabat masih mempertanyakan keputusannya.
"Ada sepupu tanya kenapa saya tidak menikah saja dengan guru lain atau teman kuliah. Itu ditanyakan 24 jam sebelum saya menikah," akunya.
"Bahkan saat resepsi, ada tetangga yang tanya ke ayah dan ibu saya, kenapa saya yang punya gelar master tapi mau dinikahi dengan sopir truk. Tak pantas lah kata mereka," ungkapnya.
Walaupun banyak yang memandang rendah Hafis, Zuraiha tetap bangga pada suaminya.
"Kalau ada orang yang bertanya apa pekerjaan suami saya, saya akan dengan bangga bilang kalau suami saya seorang sopir truk. Jodoh kan ketentuan Allah," ungkapnya.
Bahkan, Zuraiha dan keluarganya tak menyangka mendapat seserahan di luar ekspektasi mereka.
"Keluarga suami memberi seserahan 10 ribu ringgit Malaysia (sekitar Rp 33,6 juta). Itu adalah nilai yang melebihi ekspektasi saya sekeluarga," ungkap Zuraiha.
Selain itu, Zuraiha membeberkan bahwa gaji suaminya lebih besar empat hingga lima kali lipat dari pendapatannya.
"Jangan pandang rendah pekerjaan supir truk. Kami sekeluarga menerima dia apa adanya, bukan ada apanya."
"Kami menerima dia karena sikapnya yang tanggung jawab, penyabar, dan suka membantu."
"Karena yang terpenting adalah calon suami kita itu bisa menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab," pungkasnya.
GridPop.ID (*)
Komentar