Bila para pemuda itu pergi, maka generasi penerus bangsa Timor Leste akan hilang.
Sulitnya mencari pekerjaan di negara sendiri membuat kaum muda di negara tersebut memiliih pindah negara.
Bahkan ada yang rela memilih antre di depan Kedutaan Besar Portugal di Dili demi mendapat paspor Portugal demi memiliki masa depan yang lebih baik di Eropa.
Selain masalah pengangguran, harga bahan makanan di negara tersebut juga terbilang tinggi.
Dilansir dari Intisari, diungkapkan harga rata-rata untuk sekali makan di restoran sana mencapati USD 3 atau setara Rp 42 ribuan.
Bahkan harga air mineral berukuran 330 ml dihargai USD 0,67 atau Rp 9.400,- di Indonesia saja harga air mineral paling mahal sekitar Rp 5.000 dengan ukuran yang sama.
Mata uang Timor Leste yang mengadopsi dolar AS mungkin memberi keuntungan tersendiri bagi negara tersebut.
Sayangnya, kenyataan yang terjadi adalah kondisi perekonomian mereka masih jauh dari kata kokoh.
Meski menggunakan dolar sebagai mata uangnya, Timor Leste belum bisa memaksimalkan potensi dari penggunaan dolar tersebut.
GridPop.ID (*)
Source | : | intisari,Tribun Timur |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar