GridPop.ID - Seorang anak tega bunuh kedua orangtuanya sendiri di Jepang.
Pria tersebut berusia 59 tahun bernama Junji Matsumoto yang kini di tangkap polisi, karena membunuh kedua orangtuanya.
Parahnya, Junji menaruh mayat keduanya di dalam kulkas.
Peristiwa ini terjadi di Fukuoka dan Junji dilaporkan Asahi Shimbun pada 5 Juli 2021.
Dilansir dari Kompas.com, menurut keterangan polisi, Junji yang tidak diketahui apa pekerjaannya, membunuh kedua orang tuanya yaitu Hirokazu (88) dan Makie (87) sekitar malam tanggal 21 Juni.
Junji mengatakan, dia berbuat begitu karena stres harus merawat ayah dan ibunya.
"Merepotkan ketika merawat orangtua mengganggu waktu menonton anime-ku. Aku tidak tahan jadi kubunuh mereka," ujarnya dikutip dari Tokyo Reporter, Senin (26/7/2021).
Jenazah kedua orangtua Junji ditemukan polisi pada 28 Juni dalam lemari es berpintu kaca, di kediaman pelaku di Fukuoka.
Hasil otopsi belum mengungkap penyebab kematian, tetapi polisi mengonfirmasi benar itu jenazah ayah dan ibu Junji.
Kronologi penangkapan Junji Junji dan kediamannya terungkap berkat informasi dari saksi yang berkata ke polisi, dia pernah melihat pelaku bersama ibunya, Makie, berbelanja di sebuah department store Tenjin pada 20 Juni.
Junji masih tinggal serumah dengan orangtuanya. Saat polisi datang, lemari esnya ditutup rapat dengan lakban. Hasil pemeriksaan tidak menunjukkan luka luar.
Namun, Junji tidak berada di rumah saat polisi tiba. Dia sudah kabur dengan sepeda pada 23 Juni malam, lalu naik kereta api menuju berbagai prefektur seperti Yamaguchi, Shizuoka, Akita, dan Yamagata.
Polisi akhirnya polisi menangkap Junji di tempat parkir hotel kota Kyoto pada 5 Juli. Setelah diinterogasi, Junji mengakui perbuatannya.
Diketahui juga bahwa Junji membunuh ayahnya, Hirokazu, setelah dimintai tolong untuk membantu ke kamar mandi.
Dalam kasus lain, misteri Pembunuhan 1 Keluarga di Tokyo, sampai 20 tahun tak terpecahkan meski ada sidik jari.
Dilansir dari Tribun Batam, 20 tahun berlalu, namun tragedi pembunuhan yang menimpa satu keluarga di Setagaya Ward, Tokyo, Jepang belum menemukan titik terang.
30 Desember 2000 silam, Mikio Miyazawa, istrinya Ysauko, putrinya Niina dan putranya Rei harus meregang nyawa secara misterius.
Tragedi ini terjadi di distrik Kamisoshigaya, Setagaya, Tokyo saat malam telah larut.
Kasus ini tak bisa dibilang buntu, sebab, selama 2 dekade penyelidikannya, ada banyak petunjuk yang sebenarnya ditemukan.
Di antara petunjuk yang ditemukan polisi di TKP adalah sidik jari dan noda darah.
Dikutip dari JapanTimes.com, pada saat melakukan penyelidikan polisi Tokyo yakin mereka akan dapat menangkap si pembunuh dengan cepat.
Namun, kasus pembunuhan brutal itu belum terpecahkan, setelah 20 tahun tragedi terjadi dan pelaku pembunuhnya masih dalam pelarian.
Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo, yang telah mendeteksi sampel DNA seorang pria, menaruh harapan besar pada kemajuan dalam ilmu forensik.
Dalam insiden itu, karyawan perusahaan, Mikio Miyazawa, saat itu berusia 44 tahun.
Sedang istrinya, Yasuko, saat itu berusia 41 tahun.
Dua anak pasangan Mikio Miyazawa dan Ysauko, Niina, saat itu berusia 8 tahun, ditikam hingga tewas dengan pisau dapur.
Adapun putra pasangan tersebut, Rei, saat itu berusia 6 tahun, tewas dicekik.
Pembunuhan itu terjadi di rumah keluarga Mikio Miyazawa di distrik Kamisoshigaya di Setagaya antara jam larut 30 Desember 2000, dan dini hari keesokan harinya.
Sidik jari yang jelas dan darah bergolongan darah A yang diyakini dari si pembunuh dikumpulkan di lokasi tersebut.
Temuan itu memicu harapan di antara petugas di Stasiun Seijo MPD, yang berfungsi sebagai markas untuk penyelidikan kasus pembunuhan, bahwa bukti kritis semacam itu akan mengarahkan mereka untuk menemukan penjahatnya dengan mudah.
Saat itu, seorang perwira senior berkata, "Ini adalah kriminal yang bisa kita tangkap."
Para penyelidik fokus mengidentifikasi si pembunuh menggunakan sidik jarinya, tetapi upaya mereka tidak membuahkan hasil.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Batam |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar