GridPop.ID - Setiap restoran tentu memiliki resep andalan untuk membuat tempatnya ramai dikunjungi pelanggan.
Salah satu yang harus diperhatiakan adalah kualitas menu makanan yang disajikan oleh sebuah restoran.
Dilansir dari laman kompas.com, tampilan dan apa yang tertulis dalam menu bisa menjadikan seseorang memutuskan makan di sebuah restoran dan memesan lebih banyak.
Biasanya menu dirancang agar membuat orang tertarik, persis seperti iklan.
Bagian yang sedikit dimanipulasi adalah soal harga.
Ini karena restoran ingin kita tetap merasa membeli makanan tanpa kemahalan.
Namun, hal berbeda dilakukan oleh restoran yang selalu ramai pengunjung tiap hari satu ini.
Usut punya usut, mereka memiliki resep yang tak disagka-sangka.
Bahkan, sudah 45 tahun melakukan hal ini.
Diberitakan oleh suar.id pada (11/3/2020), restoran ini bernama Wattana Panich.
Ini merupakan salah satu restoran paling populer di lingkungan Ekkamai di Bangkok.
Ratusan pengunjung yang lapar datang setiap harinya untuk merasakan sup lezat dan semur tiap harinya.
Namun rahasia hidangan lezat yang disajikan di restoran Thailand ini ternyata bisa membuat banyak orang tidak senang.
Salah satu hidangan paling populer di Wattana Panich adalah sup mie daging sapi, dibuat dengan daging sapi rebus, babat, bakso, organ , dan rempah-rempah.
Tetapi bahan yang paling penting adalah kaldu, yang, percaya atau tidak, telah mendidih selama 45 tahun.
Kedengarannya aneh, tetapi itu benar.
Alih-alih membuang kaldu sisa setiap malam, pemilik Wattana Panich dengan hati-hati menyaringnya dan menyimpannya, digunakan untuk sup dalam jumlah hari berikutnya.
Mereka telah melakukan ini setiap hari selama lebih dari empat dekade dan menganggapnya sebagai rahasia utama untuk hidangan lezat mereka.
Wattana Panich mengandalkan metode memasak lama yang dikenal sebagai "rebusan abadi" atau "rebusan pemburu" yang pada dasarnya melibatkan membiarkan rebusan didihkan terus-menerus sambil menambahkan bahan-bahan baru ke dalamnya.
Ini memastikan bahwa kaldu menyerap sebanyak mungkin rasa dari bahan-bahannya, membuat hidangan yang digunakannya benar-benar lezat.
Prinsipnya sederhana, semakin lama kaldu mendidih, semakin baik.
Tetapi restoran ini menuju ke arah yang lebih ekstrim.
Menurut BK Magazine, para koki di Wattana Panich mendinginkan kaldu sisa setiap malam dan menyimpannya di lemari es untuk mencegah pembusukan.
Ini digunakan sebagai bahan untuk rebusan hari berikutnya.
Para juru masak menambahkan sekitar 25 kg daging sapi ke rebusan setiap hari, rasa yang meresap ke dalam kaldu yang sudah berumur puluhan tahun, terus-menerus meningkatkan rasanya.
Nattapong Kaweenuntawong adalah generasi ke-3 dari keluarganya yang menjalankan Wattana Panich, dan berharap bahwa ketiga anaknya akan menjadi yang ke-4.
Apa pun yang terjadi, satu hal yang pasti, mereka akan menggunakan kaldu yang sama setiap hari semenjak restoran dibuka di Ekkamai, 45 tahun yang lalu.
Dan jika ada yang bertanya mengenai kerak coklat yang ada di sekitar panci rebusan, itu adalah kesaksian untuk berapa lama kaldu telah digunakan.
Pemilik Wattana Panich menjadikannya tradisi untuk tidak membersihkan spillover kaldu senilai 45 tahun.
Ini bukan bagian sejarah yang paling higienis, tapi tetap saja sejarah.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Suar.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar