GridPop.ID - Masyaraka Tanah Air kembali berduka atas meninggalnya seorang tenaga kesehatan akibat serangan KKB di Papua.
Seorang tenaga kesehatan atau nakes bernama Gabriela Meilani gugur diserang KKB Papua di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Merujuk artikel terbitan Kompas.com, diungkpakan Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal mengungkapkan warga sekitar telah menemukan dua orang tenaga kesehatan yang sempat hilang pasca penyerangan yang dilakukan KKB pada Senin (13/9/2021).
Dari dua korban penyerangan yang ditemukan di dalam jurang dengan kedalaman 30 meter, salah satunya telah meninggal dunia.
"Pukul 16.30 WIT, personel gabungan tba di lokasi terlemparnya kedua korban, dan ditemukan Kristian Sampe Tonapa dalam keadaan hidup, sementara korban lain bernama Gabriela Meilani dalam keadaan meninggal dunia," jelas Kamal.
Aparat keamanan gabungan kemudian mengevakuasi Kristina Sampe Tonapa dari jurang, dan selanjutnya dibawa ke Pos Pamtas 403/WP guna mendapatkan perawatan medis.
Namun, jenazah Gabriela Meilani, belum dapat dievakuasi karena sulitnya medan, juga cuaca yang tidak mendukung evakuasi.
"Pada saat akan dilakukan evakuasi terhadap Gabriela Meilani, cuaca memburuk dan medan yang sangat terjal sehingga tim menunda evakuasi pengangkatan jenazah," tutur Kamal.
Kabar kematian tenaga kesehatan ini menjadi duka bersama seluruh warga Indonesia.
Mengingat tugas para nakes saat ini adalah menjadi garda terdepan untuk mengaja Indonesia dari tetap sehat dari berbagai penyakit, termasuk wabah Covid-19 yang tak kunjung berakhir.
Atas kematian Gabriela Meilani, ratusan tenaga kesehatan se-Kabupaten Pegunungan Bintang menggelar Long March di Oksibil pada Kamis (16/9/2021) sore.
Sebagai bentuk duka cita, ratusan nakes itu melakukan aksi bakar 1000 lilin.
Kegiatan itu dilakukan sepanjang jalan Protokol di Kota Oksibil Pegunungan Bintang. Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito ketika dikonfirmasi membenarkan hal itu.
“Iya ada aksi bakar 1000 lilin dari rekan seprofesi korban,” jelasnya melalui pesan singkat seperti yang dikutip melalui Sripoku.com.
Cahyo menjelaskan selain pernyataan sikap, ratusan nakes itu pun memasang bendera hitam sebagai tanda duka mendalam.
“Pemasangan bendera hitam sebagai tanda duka yang mendalam atas gugurnya rekan sejawat Nakes dalam tugas pengabdian pelayanan kesehatan di Distrik Kiwirok,” bebernya.
Aksi Damai Long March berakhir di halaman Polres Pegunungan Bintang dilaksanakan dengan doa bersama para Nakes dan tokoh agama serta Kapolres dan para personel Polres Pegunungan Bintang.
Para Nakes prihatin dan menyesalkan aksi kekerasan yg dialami para Nakes di Distrik Kiwirok.
Dengan ditariknya Nakes di Distrik Distrik DAN kampung Kampung maka pelayanan kesehatan ke masyarakat secara otomatis berhenti tapi jangan salahkan para Nakes krn ini bukan kehendak para Nakes
Para Nakes hadir dan melayani di Kab Pegunungan Bintang bukan untuk membunuh apalagi dibunuh
Diketahui pada Senin 13 September 2021 lalu, terjadi penyerangan dan pembakaran oleh KKB di Distrik Kiwirok.
Dalam aksi itu menyebabkan korban beberapa Nakes dalam hal ini Dokter, Mantri dan Perawat.
Salah Nakes atas nama Suster Gabriela Meilani berusia 22 tahun gugur dalam aksi penyerangan oleh KKB tersebut.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Sripoku.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar