GridPop.ID - Orang tua seharusnya menjadi pelindung nomor satu bagi anak-anak.
Bahkan, orang tua juga wajib memberikan kasih sayang penuh dan mendampingi anak-anak hingga tumbuh dewasa.
Namun hal keji justru dilakukan oleh pria dan wanita ini.
Dilansir dari pemberitaan Grid.Id pada tahun 2019 silam, warga Desa Panco Warno, Salapian, Kabupaten Langkat Sumatera Utara, dibuat geger dengan kasus balita 2 tahun dibunuh oleh ayah tiri.
Balita 2 tahun bernama Muhammad Ibrahim Ramadhan, menjadi korban kekejaman sang ayah tiri, Ricky Sitepu (30).
Kasus pembunuhan balita 2 tahun yang dilakukan ayah tiri ini terkuak setelah warga setempat curiga karena tak pernah melihat sang anak.
Warga curiga setelah 5 hari tak pernah melihat balita 2 tahun yang akrab disapa Akil itu bermain.
Padahal, Akil dikenal anak yang aktif dan biasa terlihat bermain bersama anak-anak lainnya.
Guna mencari tahu, akhirnya Bhabinkamtibmas Bripka Ramidi bersama warga setempat berkunjung ke gubuk orangtua Akil.
Namun, warga tak menemukan Akil dan orangtuanya.
Saat melakukan pencarian di sekitar gubuk yang berada di kebun karet itu, warga menemukan gundukan tanah mencurigakan.
Gundukan tanah itu mengeluarkan bau menyengat.
Di samping gundukan tanah itu, warga turut menemukan sandal anak-anak
Warga yang semakin curiga, langsung menggaruk tanah gundukan itu dan langsung menemukan tubuh Akil yang sudah tak benyawa.
Mengutip Tribun Medan, Kasat Reskrim Polres Langkat AKP Teuku Fathir membenarkan kabar penemuan jasad Akil tersebut.
"Iya. Ada kasus pembunuhan terhadap anak di bawah umur.
"Tadi malam kami mendapat informasi masyarakat," ungkap Teuku.
Teuku mengatakan, jasad balita berusia 27 bulan itu ditemukan di dalam tanah yang hanya digali sedalam setengah meter.
Kini, jasad Akil sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk diautopsi.
Dari hasil penyelidikan, Akil ternyata dibunuh oleh ayah tirinya sendiri, Ricky Sitepu (30).
"Motifnya, ayahnya kesal saja sama anaknya," ucap Teuku.
Sebelum dibunuh, Akil ternyata selalu menjadi korban penganiayaan sang ayah tiri, Ricky Sitepu.
Mulai dari disundut rokok, hingga dimasukkan ke dalam karung goni dan digantung di luar gubuk.
Ricky Sitepu dengan kejam memukuli sang anak yang digantung di dalam karung goni seakan menganggapnya seperti samsak tinju.
"Anaknya sering disiksanya, dipukuli. Sebelum dibunuh dipukul, disundut rokok, dimasukan dalam goni lalu dipukuli lagi sampai menjerit-jerit," terang Teuku.
Mirisnya, penganiayaan yang dilakukan Ricky Sitepu kepada Akil itu tak dihentikan oleh sang ibu kandung, SR (28).
Saat tahu anak kandungnya tewas dianiaya suami, SR hanya mengubur Akil dengan tanah galian sedalam 50 cm.
"Usai dibunuh, mereka suami istri sama-sama mengubur anaknya," lanjut Teuku.
Bahkan, sang ibu kandung kabur begitu saja usai anaknya tewas dibunuh sang suami.
Namun, upayanya untuk kabur itu berhasil digagalkan oleh kepolisian.
Ayah tiri dan ibu kandung korban, ditangkap kepolisian saat hendak kabur ke Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara pada tengah malam.
Untuk mempertangggung jawabkan perbuatannya, Ricky Sitepu dan SR akan dikenakan pasal berlapis oleh Polres Langkat.
"Mereka dua kami kenakan pasal berlapis, ada UU tindak pidana pembunuhan dan UU Perlindungan Anak.
"Ancaman penjara seumur hidup atau penjara maksimal 20 tahun," tutupnya.
Kejadian hampir serupa juga dialami oleh bocah berusia 4 tahun ini.
Dilansir dari laman kompas.com, SL, ibu muda berusia 30 tahun asal Sumenep, Jawa Timur, tega membunuh bocah perempun berusia 4 tahun, SNI.
Korban dimasukkan ke dalam karung dan dalam kondisi hidup, bocah malang itu dibuang ke dalam sumur.
Dari hasil peyelidikan polisi, SL tega menghabisi nyawa SNI karena suaminya memiliki hubungan spesial dengan ibu korban.
SL dan keluarga korban masih memiliki hubungan kerabat. Mereka juga masih bertetangga.
Di hari kejadian, SL melihat korban sedang membasuh tangan di kamar mandi. Ia pun mendekati dan merangkul korban.
SL kemudian melepas perhiasan emas berupa kalung, gelang, dan anting yang digunakan oleh korban.
Oleh SL, bocah perempuan itu diajak ke rumahnya. Saat sampai di kamar tersangka, SL mengambil kerudung hitam dan menutup mata korban.
Ia kemudian memasukkan tubuh mungil korban ke dalam karung warna putih.
"Kemudian tersangka mengambil sebuah karung warna putih di depan rumahnya untuk memasukkan korban ke dalam karung. Korban sempat bergerak dan memanggil 'mama, mama' seperti akan menangis," kata Kapolres Sumenep AKBP Darman saat rilis gelar perkara, dikutip dari Tribunnews, Kamis (29/4/2021).
Ia lalu membawa karung berisi SNI ke luar rumah dan meletakkan di jok sepeda motor.
Dalam kondisi hidup, SNI dibawa menuju ke barat dan berhenti di pingir jalan raya di Dusun Pandan Desa Ambunten Tengah, Kecamatan Ambunten.
Selanjutnya karung yang berisi korban diangkat pelan-pelan dan dibuang ke dalam sumur di pinggir pantai Dusun Pandan Desa Ambunten Tengah.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Grid.ID |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar