"Dalam perjalanan hidupnya Lesti Kejora dipersunting oleh laki-laki tampan yang merupakan penyanyi dan artis peran, lengkap sudah kehidupannya," ujar Nina.
"Kehidupan yang tadinya ada di negeri dongeng, yang ternyata ada di kehidupan nyata, dikomodifikasi oleh industri penyiaran menjadi komoditas yang bernilai ekonomi," imbuhnya.
Oleh karena itu, kata dia, televisi menayangkan acara pernikahan Lesti Kejora secara lengkap dan hasilnya memuaskan, penontonnya luar biasa.
Nah, dari perjalanan panjang Lesti Kejora menjadi seorang idola, belum pernah ada celah yang membuat penggemarnya berbalik arah untuk menghujat Lesti.
Oleh karena itu, ketika Lesti diisukan hamil duluan dan Leslar mengklarifikasi dengan mengatakan bahwa mereka sudah menikah siri, publik pun menjadi marah dan merasa dikhianati.
Sebab, publik memiliki trust atau kepercayaan terhadap tokoh yang dikagumi dan berharap tokoh tersebut menjadi panutan atau suri tauladan.
"Ketika publik merasa dibohongi, maka niatan untuk meneladani si tokoh menjadi pudar," ujar Nina.
Lantas, apakah sikap netizen yang marah karena merasa tertipu oleh idola mereka sendiri bisa dianggap normal?
Ditegaskan oleh Nina, sikap netizen yang marah adalah wajar karena yang dilakukan Leslar adalah kebohongan publik.
"Jika ditanya apa ruginya netizen jika Leslar sudah menikah duluan? Acara yang dipermasalahkan adalah akad nikah yang dilakukan secara live," ujarnya.
Netizen bisa saja merasa ingin marah karena sudah menghabiskan kuota internet serta waktu untuk menonton acara yang digelar di televisi, padahal itu bukanlah acara resmi pernikahan pertama alias dibuat-buat saja.
"Persoalannya, acara tersebut bukan diberi judul sebagai reality show melainkan liputan langsung," tambahnya.
Source | : | Kompas.com,Tribun Seleb |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar