Lilik menyebutkan, hasil analisis tim medis menyatakan bahwa siswa tersebut meninggal bukan karena vaksin.
“Hasil analisa tim medis, tidak ada hubungan dengan vaksinasi,” kata Lilik.
Dia menilai, jarak antara vaksin dengan meninggalnya korban cukup lama, yakni selisih delapan hari.
Rahel mulanya disuntik vaksin pada tanggal 10 September 2021.
Menurut keterangan keluarga, daya tahan tubuh Rahel menurun dalam kurun waktu sepekan.
"Setelah disuntik itu dia mulai tidak enak, muntah, perut mual, panas dingin dan perutnya kaku," tutur Ahmad Sholeh Yusuf, kakek Rahel.
Selain itu, Rahel juga mengalami kaki bengkak hingga merasa kram saat bangun tidur.
"Masih bisa berjalan, namun kayak orang stroke itu," tutur dia.
Oleh nenek dan kakaknya, Rahel kemudian dibawa ke RSD Balung. Namun dia akhirnya meninggal dunia.
Dalam proses pemakaman, nakes dari Puskesmas Cakru sempat datang bertakziah.
Sang kakek mengaku sempat menanyakan mengapa tidak ada keterangan nomor yang bisa dihubungi ketika ada keluhan dalam surat vaksin.
Source | : | Kompas.com,wikipedia |
Penulis | : | Popi |
Editor | : | Popi |
Komentar