GridPop.ID - Pasutri yang baru saja menikah tentu ingin segera mendapatkan buah hati untuk melengkapi kehidupan rumah tangganya.
Bisa cepat hamil setelah menikah merupakan kebahagiaan yang tak terhingga.
Sehingga apa pun dilakukan agar segera bisa hamil.
Namun siapa yang tak sedih bila usia pernikahan sudah begitu lama tapi tak kunjung diberikan momongan.
Ya, hal itu dialami oleh pasutri yang diklaim sudah lansia ini, keduanya mengaku sudah menikah beberapa dekade namun tak kunjung diberikan anak sehingga melakukan program bayi tabung.
Dilansir dari Kompas.om, seorang wanita mengeklaim menjadi salah satu ibu tertua di dunia setelah dokter mengatakan kepadanya bahwa dia tidak dapat memiliki anak.
Jivunben Rabari (70 tahun), dan suaminya Maldhari (75 tahun), telah berusaha memiliki bayi selama beberapa dekade.
Mereka akhirnya menyambut putra mereka melalui In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung bulan ini.
Pasangan yang berasal dari desa kecil bernama Mora di Gujurat, India ini telah menikah selama 45 tahun.
Jivunben mengatakan dia tidak memiliki kartu identitas untuk membuktikan usianya, tetapi mengeklaim bahwa dia berusia 70 tahun. Ini akan menjadikannya salah satu ibu pertama tertua di dunia.
"Ketika mereka pertama kali datang kepada kami, kami memberi tahu bahwa mereka tidak dapat memiliki anak di usia yang begitu tua, tetapi mereka bersikeras,” ujar Dr Naresh Bhanushali melansir The Sun pada Senin (18/10/2021).
"Mereka mengatakan bahwa banyak anggota keluarga mereka juga melakukannya. Ini adalah salah satu kasus paling langka yang pernah saya lihat."
Wanita India lainnya bernama Mangayamma Yaramati diyakini sebagai wanita tertua di dunia.
Dia melahirkan setelah menyambut anak kembar melalui IVF pada September 2019, ketika berusia 74 tahun.
Karena sebagian besar wanita mengalami menopause antara akhir usia 50-an, kemungkinan seorang wanita berusia 70-an untuk hamil secara alami hampir nol.
Namun dengan penggunaan IVF, setiap wanita dengan rahim yang sehat dapat hamil.
Prosesnya melibatkan prosedur mengeluarkan sel telur dari indung telur wanita dan membuahinya menggunakan sperma di laboratorium.
Telur yang dibuahi, juga dikenal sebagai embrio, dipindahkan kembali ke rahim wanita untuk tumbuh.
Semakin muda wanita, semakin besar kemungkinan keberhasilan program IVF atau bayi tabung.
Namun bulan lalu sepasang suami istri, yang diyakini sebagai orang tua tertua di dunia, menjalani perawatan intensif setelah kelahiran anak perempuan kembar mereka di India.
Sang Ayah baru Raja Rao (78 tahun), dilaporkan pingsan dan menderita serangan jantung, hanya sehari setelah istrinya Erramatti Mangayamma (74 tahun), menjalani operasi caesar.
Pasangan itu menikah pada 1962, dan telah menunggu 57 tahun untuk memiliki seorang anak.
Pada saat yang sama, Dr Sanakayyala Umashankar, direktur Rumah Sakit Ahalya di Kothapet, mengatakan operasi berjalan lancar.
Baik ibu dan bayinya sehat dan tidak memiliki komplikasi apa pun.
Namun, sang ibu dibawa ke unit perawatan intensif untuk keluar dari stres yang dialaminya selama beberapa jam terakhir.
"Ini rekor dunia lainnya," katanya.
Beberapa jam setelah kelahiran anak kembarnya, Raja Rao yang gembira menyambut kedatangan mereka mengatakan: “Atas karunia Tuhan dan dokter, saya bangga menjadi ayah dari dua bayi perempuan. Kami adalah pasangan paling bahagia di dunia hari ini."
Namun, The Times melaporkan, dia pingsan satu hari kemudian dan dibawa ke unit perawatan intensif Rumah Perawatan Ahalya di Guntur, Andhra Pradesh.
Sebagai informasi tambahan, dilansir Kompas Tren Lets MD, keberhasilan perawatan IVF bergantung pada berbagai faktor seperti usia, tempat, alasan ketidaksuburan, dan lain-lain.
Statistik menunjukkan, seorang wanita berusia di bawah 35 tahun mempunyai peluang 39,6 persen untuk melahirkan bayi melalui program IVF.
Sementara, wanita di atas 40 tahun memiliki peluang 11,5 persen. Tingkat keberhasilan bayi tabung turut dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan dokter yang berpengalaman.
Siklus IVF biasanya membutuhkan waktu 3 minggu, tapi dalam beberapa kasus mempunyai proses yang mungkin lebih lama karena langkah-langkahnya dipisah dan diterapkan secara berbeda.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Kompas Tren |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar