3. Tekstur uang palsu cenderung halus
Lalu, masyarakat juga bisa memerhatikan kualitas tekstur uang tersebut.
Uang palsu cenderung memiliki tekstur halus karena dipengaruhi jenis kertas yang digunakan. Sementara uang asli cenderung bertekstur kasar.
Ini dikarenakan proses pencetakan uang asli menggunakan teknologi bertahap, sehingga menimbulkan tekstur yang unik.
"Pencetakan uang asli terbilang canggih dengan berbagai macam tahap, membuat tekstur uang asli cenderung kasar saat diraba. Teksturnya yang ini cenderung halus, dari yang asli. Karena (uang asli) cetaknya kasar kalau diraba," jelasnya.
4. Ada penanda khusus berupa benang pengaman dan watermark
Aspek terakhir adalah penanda pengaman uang.
Uang asli memiliki sejumlah tanda pengaman, seperti tanda gambar air dan benang pengaman.
Imam menambahkan, uang palsu yang dibuat para tersangka itu tak memiliki tanda gambar air dan benang pengaman.
"Tanda watermark pada uang palsu itu ternyata hanya pencetakan gambar biasa yang dibuat dengan kualitas kecerahan yang minim. Sedangkan tanda benang pada uang palsu, ternyata berupa gambar biasa, dan bukanlah seutas benang khusus yang ditanam lembaran uang asli." tuturnya.
Masyarakat diminta menerapkan teknik yang selalu disosialisasikan Bank Indonesia, yakni dilihat, diraba, dan diterawang.
"Kami imbau masyarakat berhati-hati saat transaksi. Ingat pakai cara 3D, khususnya transaksi di malam hari, karena cara ini masih sangat efektif," jelasnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Intisari Online |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar