GridPop.ID - Memasuki usia 45 hingga 55 tahun, wanita biasanya mengalami menopause.
Saat menopause tidak jarang banyak wanita yang merasakan gairah seks untuk berhubungan badan menurun.
Melansir dari WebMD, hal ini diakibatkan karena kadar hormon seks estrogen dan testosteron yang menurun drastis setelah menopause.
Perubahan hormon ini membuat wanita yang memasuki menopause jadi tidak mudah terangsang dan kurang sensitif terhadap sentuhan atau belaian.
Selain itu, penurunan kadar hormon estrogen juga membuat pasokan darah ke vagina menurun.
Dampaknya, pelumasan vagina jadi minim dan wanita merasakan vaginanya kering sehingga hubungan seks jadi kurang nyaman.
Lantas apakah ada cara untuk mengatasinya?
Melansir Healthline, ada beberapa cara mengatasi gairah seks menurun setelah menopause yang bisa dijajal para wanita, antara lain:
1. Gunakan pelumas
Untuk menambah kenyamanan saat berhubungan seks karena vagina kering, wanita bisa menggunakan pelumas seks berbasis air.
2. Tetap rutin olahraga
Olahraga tidak hanya menjaga kebugaran, tapi juga bisa memperbaiki suasana hati. Dengan begitu, stres bisa berkurang dan wanita punya energi positif untuk bercinta.
3. Berkomunikasi dengan pasangan
Menurunnya gairah seks selama menopause terkadang juga disebabkan kurangnya komunikasi dengan pasangan. Untuk itu, jaga komunikasi dengan pasangan agar tetap hangat.
4. Tingkatkan keintiman
Sejumlah pasangan kadang terlalu fokus pada seks tapi lupa keintiman. Coba tingkatkan keintiman dengan pasangan lewat berciuman, membelai, atau gestur lain yang bisa menghangatkan ikatan dengan pasangan.
5. Senam kegel
Senam kegel bisa jadi penambah gairah seks yang menurun pada wanita yang tengah memasuki masa menopause. Latihan ini dapat membantu mengencangkan otot panggul dan meningkatkan sensasi bercinta.
6. Perawatan medis
Jika beragam cara meningkatkan gairah seks setelah menopause di atas sudah dijajal tapi belum berhasil, saatnya berkonsultasi ke dokter atau terapis seks. Dokter biasanya menyarankan terapi hormon.
GridPop.ID (*)
Source | : | WebMD,Healthline |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar