GridPop.ID - Pernikahan umumnya terjadi jika pasangan laki-laki dan perempuan yang sudah dewasa dan siap untuk menjalani rumah tangga.
Namun, banyak juga pasangan yang menikah meski memiliki perbedaan usia yang cukup jauh.
Seperti yang dilakukan oleh pasangan ini.
Yang lebih mengejutkan lagi, pasangan yang menikah ini ternyata adalah seorang ibu kandung dan anaknya yang masih berusia 9 tahun.
Meski tampak tidak masuk akal, hal ini terjadi di di Ximhungwe, Mpumalanga, Afrika Selatan, beberapa tahun lalu.
Dilansir dari pemberitaan GridPop.ID beberapa waktu lalu, Saneie Masilela, bocah berusia 9 tahun telah menikah dengan Helen, ibu lima anak berusia 62 tahun.
Saneie pun menjadi pengantin pria termuda di negaranya karena menikahi Helen.
Ada sebuah upacara pernikahan tidak resmi yang mereka gelar tahun lalu.
Yang lebih gila lagi, pernikahan tersebut disaksikan oleh mantan suami Helen, Alfred Shabangu.
Alfred pun sama sekali tak keberatan mantan isrinya itu menikahi seorang bocah yang otomatis akan menjadi ayah angkat dari anak-anaknya nanti.
Tak hanya itu, fakta selanjutnya ini juga bikin geleng kepala!
Upacara pernikahan yang telah berlangsung secara informal itu akhirnya diulang karena pasangan aneh tersebut ingin melakukannya di depan banyak orang.
Mereka kemudian melakukan upacara pernikahan secara resmi dan lengkap di depan penduduk setempat yang terheran-heran.
Alfred pun sama sekali tak keberatan mantan isrinya itu menikahi seorang bocah yang otomatis akan menjadi ayah angkat dari anak-anaknya nanti.
Upacara pernikahan yang telah berlangsung secara informal itu akhirnya diulang karena pasangan aneh tersebut ingin melakukannya di depan banyak orang.
Mereka kemudian melakukan upacara pernikahan secara resmi dan lengkap di depan penduduk setempat yang terheran-heran.
Jika pernikahan seorang ibu dan anak terjadi, otomatis pernikahan ini disebut dengan perkawinan sedarah atau inses.
Dilansir dari laman kompas.com, Inses dipandang sebagai masalah kemanusiaan karena praktik ini membuka kesempatan yang lebih besar bagi keturunannya untuk menerima alel resesif merusak yang dinyatakan secara fenotip.
Fenotip adalah deskripsi karakteristik fisik yang sebenarnya, termasuk karakteristik yang tampak sepele.
Misalnya tinggi badan dan warna mata, juga kesehatan tubuh secara keseluruhan, riwayat penyakit, perilaku, serta watak, dan sifat umum manusia.
Intinya, seorang keturunan dari perkawinan sedarah akan memiliki keragaman genetik yang sangat minim dalam DNA-nya karena DNA turunan dari ayah dan ibunya mirip.
Nah, kurangnya variasi dalam DNA dapat berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk peluang mendapatkan penyakit genetik langka — albinisme, fibrosis sistik, hemofilia, dan sebagainya.
Efek lain dari perkawinan sedarah adalah peningkatan infertilitas (pada orangtua dan keturunannya), cacat lahir seperti asimetri wajah, bibir sumbing, atau kekerdilan tubuh saat dewasa.
Juga ada risiko gangguan jantung, beberapa tipe kanker, berat badan lahir rendah, tingkat pertumbuhan lambat, dan kematian neonatal.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,GridPop.ID |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar