Meski begitu, hipotesis menyebut bahwa infeksi ini disebarkan oleh nyamuk dan posum (hewan marsupial yang hidup di Australia, Papua Nuigini, dan Sulawesi).
"Hipotesis kami adalah bahwa penyakit ini disebarkan posum," ungkap Paul Johnson, seorang ahli Buruli ulcer yang tinggal di Victoria dikutip dari Newsweek, Senin (16/04/2018).
"Ini menular dari posum dan mencemari lingkungan lokal melalui kotoran mereka termasuk mencemari nyamuk, dan orang-orang banyak tertular dari gigitan serangga, dan mungkin langsung dari posum," imbuhnya.
Sebenarnya, bakteri itu sendiri tidak memakan daging seperti julukannya. Namun, bakteri ini melepaskan racun yang menghancurkan jaringan kulit.
Inilah yang menyebabkan luka di tubuh. Apalagi, luka akibat bakteri ini bisa terjadi di bagian tubuh mana saja.
Meski, biasanya luka paling ekstrem terjadi bagian bawah atau atas. Perlu diketahui, infeksi bakteri ini paling umum terjadi di daerah beriklim ropis, sub-tropis, dan sedang.
Gejala awalnya adalah benjolan tanpa rasa nyeri pada tubuh. Benjolan ini dengan cepat berkembang menjadi sebuah luka.
Kondisi ini bisa diobati dengan antibiotik asalkan didiagnosis denga cepat. J
ika tak mendapat perawatan yang tepat, infeksi ini bisa menjadi cacat fisik bahkan kelainan bentuk tulang.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,GridPop.ID |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar