"Di keluarga saya, orang tua saya pak Soemitro punya adik laki-laki yang gugur waktu perang kemerdekaan. Yang satu sebagai taruna di Akmil Tangerang, namanya Suyono, gugur umur 16 tahun bersama dengan Daan Mogot pada peristiwa Lengkong, Januari 1946," ungkap Prabowo mengawali ceritanya.
Selain Suyono, Prabowo mengungkap memiliki satu paman lagi yang merupakan seorang perwira Polri.
"Yang banyak tidak tahu, paman saya yang satu lagi, kakaknya Suyono, namanya Subianto. Itulah nama yang saya sandang sekarang, Prabowo Subianto,” ujarnya.
Karier sang paman, lanjut Prabowo, di awal-awal kemerdekaan Indonesia sudah tergabung dengan korps Bhayangkara sebagai Polisi Istimewa cikal bakal Brimob saat ini.
“Subianto itu dari Agustus 1945 tergabung dalam Polisi Istimewa. Polisi Istimewa adalah cikal bakal dari Brimob, jadi bisa dikatakan bahwa paman saya ya memang korps Brimob,” imbuhnya.
Karena itu, dengan pemberian anugerah yang diberikan Korps Brimob kepadanya hari ini sebagai Warga Kehormatan Utama, Prabowo mengaku sangat terharu.
“Jadi mungkin takdir, ada malaikat yang membisikkan komandanmu, mungkin paman saya lihat dari atas. Hari ini kebahagian bagi saya bahwa saya keponakan polisi istimewa, seorang Brimob," kata Prabowo.
Prabowo dalam kesempatan tersebut mengaku bangga bahwa Indonesia memiliki Korps Brimob yang tangguh dan disiplin.
"Hari ini saya besar hati karena saya melihat bahwa negara kita punya Korps Brigade Mobil yang sangat terampil, sangat disiplin, dan semangat," ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan, kehebatan suatu pasukan dapat dilihat dari sosok pemimpinnya.
"Dalam sejarah manusia, sepanjang beberapa abad, dikatakan kalau mau lihat kehebatan satu pasukan, lihatlah komandannya. Kalau komandannya lesu, kalau komandannya malas, kalau komandannya ele-elean, kalau komandannya penakut, anak buahnya biasanya ikut-ikut seperti itu," ucap Prabowo.
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar