"Saya mengalami, saya show di Bandung,"
"Bandung kan sarangnya Giant Step, sarangnya rock, lapangan Tegalega, Bandung, tapi hujan batu, Yek," kata Rhoma Irama.
Kejadian serupa bahkan kembali dialami oleh Rhoma Irama dan Soneta saat manggung di Banyuwangi.
Bukan tanpa sebab, seperti yang diakui Rhoma, kejadian tak mengenakan ini tidak lepas dari pergesekan antara musik rock dan dangdut di Indonesia pada era 1970-an.
Pergesekan antara dua genre musik itu kemudian diselesaikan dengan bantuan dari Yapto Soerjosoemarno.
"Nah, akhirnya ada satu tokoh yang mendamaikan antara dangdut dan rock sehingga kini dangdut dan rock hidup berdampingan secara harmonis," kata Rhoma Irama.
Yapto sendiri mengaku sebagai pencinta musik dangdut pada waktu itu.
Source | : | Kompas.com,KompasTV |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Veronica S |
Komentar