GridPop.ID - Sebagai calon pengantin pria umumnya selalu menyiapkan hadiah seserahan sebelum pernikahan.
Biasanya seserahan itu dianggap sebagai hadiah pernikahan untuk keluarga mempelai wanita.
Selain itu, seserahan tersebut juga memiliki makna untuk memberkati pernikahan kedua mempelai.
Baru-baru ini viral iring-iringan pengantin pria bawa banyak kotak seserahan untuk mempelai wanita di China.
Tak tanggung-tanggung, pengantin pria membawa 18 pengiring untuk membawa kotak-kotak seserahan tersebut yang berisi uang miliaran rupiah.
Pernikahan pasangan ini berasal dari Distrik Yiwu, Kota Jinhua.
Dilansir Tribun Trends dari eva.vn, keduanya menikah pada 24 November 2021 lalu.
Seorang tamu undangan sempat merekam momen saat keluarga mempelai pria membawa banyak kotak seserahan.
Dalam video itu, pengantin pria dan keluarganya membawa hadiah pernikahan ke rumah mempelai wanita.
Namun, seserahan tidak dimasukkan ke dalam kotak kecil biasa, melainkan di kotak besar.
Sebanyak 18 pengiring pengantin pria tampak memikul kotak besar tersebut.
Seorang pria yang membawa karangan bunga besar terlihat memimpin barisan pengiring pengantin pria.
Di dalam seserahan tersebut, terdapat 8 kotak berisi uang tunai dengan total 1,88 juta yuan atau sekitar Rp 3,8 miliar.
Di belakang pengantin pria, ada 17 pria yang membawa seserahan lainnya, termasuk perhiasan emas dan perak.
Mereka juga membawa anggur, kembang gula dan berbagai kebutuhan sehari-hari.
Keluarga mempelai pria membawa armada mobil yang sangat megah dan mahal untuk membawa semua pengiring pengantin.
Diketahui, hal ini sudah menjadi adat turun temurun di Yiwu, yang dianggap sebagai bentuk yang paling khidmat.
Fakta bahwa mempelai pria dan wanita membawa banyak pengiring pengantin tidak hanya menunjukkan bahwa mereka berasal dari keluarga kaya.
Namun juga menunjukkan rasa hormat dan cinta kepada pengantin wanita dan keluarga pengantin wanita.
Jumlah seserahan 1,88 juta yuan bukanlah suatu kebetulan.
Menurut konsep China, dua angka 8 bersebelahan dianggap menggandakan keberuntungan dan kebahagiaan.
Sebagai informasi tambahan, prosesi pernikahan etnis Tionghoa memiliki banyak keistimewaan.
Ritual yang panjang dengan makna mendalam seringkali menjadi esensi sakral untuk dinikmati pasangan bersama dengan kerabat terdekat.
Namun, menurut Anindita Dewayani, pemilik Seserahan by Rose Arbor, tren pernikahan intim memengaruhi runutan prosesi yang ada.
Banyak pasangan dan keluarga yang memilih untuk mempersingkat dengan tidak menjalani seluruh rangkaian prosesi.
Seringkali, adat yang dijalani malah dikolaborasikan dengan suku, seperti Tio Chiu, Hokkian, Konghu, dan Hakka.
Namun, tak jarang juga pasangan pengantin yang memilih untuk menjalani rangkaian prosesi sesuai dengan tradisi keluarga turun temurun.
Dilansir dari Kompas.com, ritual pun dimulai jauh sebelum pesta pernikahan berlangsung.
Bertempat di kediaman calon pengantin wanita, biasanya pihak keluarga pria akan menggelar acara lamaran, untuk menentukan waktu yang tepat dalam melangsungkan acara pernikahan.
Dalam acara ini, akan ada yang berperan sebagai match maker dari pihak keluarga calon mempelai pria, dan menyampaikan pada pihak perempuan, bahwa pasangan calon pengantin ini cocok untuk menjadi suami istri.
Apabila saran dari sang match maker ini diterima, maka akan berlanjut pada tahap acara sangjit.
Sangjit merupakan prosesi seserahan yang dilakukan sekitar satu bulan sebelum acara pernikahan.
Pada acara ini, calon pengantin pria dan wanita akan mengenakan busana formal berwarna merah, dengan dipimpin oleh yang dituakan, rombongan keluarga dari calon pengantin pria akan datang membawa kotak sangjit atau seserahan, dalam jumlah genap.
“Umumnya, kotak seserahan berisi kosmetik, handuk, pakaian, tas, sepatu, perhiasan, uang susu, angpao, 2 pasang lilin merah, 2 buah anggur, kaki babi, buah longan, jeruk, apel, kue ting-ting, misoa, dan manisan,” ungkap Anindita.
Di akhir acara, pihak keluarga wanita akan memberikan hantaran balasan untuk diserahkan kembali kepada pembawa seserahan.
Makna dari prosesi ini adalah, pihak keluarga wanita masih bisa ikut campur dalam keluarga pasangan nantinya.
Biasanya, hantaran balasan bisa berupa sirup, manisan, pakaian, sepatu, dan buah-buahan. Prosesi pun akan dilanjutkan dengan pemasangan seprai baru di kamar calon pengantin.
Acara ini merupakan simbolisasi kehidupan rumah tangga yang harmonis dan bahagia.
Pada hari pernikahan, acara akan diawali dengan upacara sembahyang, untuk menghormati Tuhan, alam, leluhur, serta orang tua.
Dilanjutkan pada upacara pemberkatan sesuai agama yang dianut, kemudian tea pai, dan diakhiri dengan acara resepsi.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Trends |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar