Seorang ibu lain di Shanghai mengatakan bahwa setelah melahirkan, dia membawa plasenta ke toko dekat rumah sakit.
Di sini, plasenta disiapkan dalam bentuk bubuk lalu ditutup menjadi kapsul.
"Ini untuk ayah mertua saya, yang kesehatannya buruk," kata wanita itu kepada Global Times, menambahkan bahwa proses pendahuluan sangat cepat dan biaya kurang dari 500 yuan (Rp1 juta).
Pengolahan awal plasenta menjadi bentuk kapsul sudah menjadi bisnis di China karena sebagian orang tidak bisa memakan plasenta secara langsung.
Seorang wanita yang bekerja sebagai perawatan awal plasenta di provinsi Zhejiang, China timur, mengatakan bahwa dia siap melayani secara langsung dengan keluarga yang baru saja melahirkan dan ingin mempersiapkan plasenta.
Menurut wanita ini, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah pelanggannya lebih sedikit karena tidak diizinkan beriklan di platform online secara resmi.
"Tapi sebenarnya permintaannya masih besar," kata perempuan itu.
Pakar dan apoteker pengobatan tradisional Tiongkok (TCM) terkemuka menganjurkan orang untuk tidak memakan plasenta karena bukan hanya tidak sehat tetapi juga berbahaya bagi kesehatan.
"Menurut TCM kuno, plasenta manusia terutama digunakan untuk meningkatkan kekebalan atau mengobati asma atau bronkitis," kata seorang TCM yang berbasis di Yao yang bekerja di sebuah rumah sakit umum di Provinsi Hunan, China berbagi.
Pakar pengobatan tradisional ini juga mencatat bahwa plasenta bukanlah obat mujarab untuk menyembuhkan segala penyakit seperti yang diyakini banyak orang secara keliru.
"Lebih buruk lagi, beberapa plasenta bisa mengandung virus menular seperti HIV, hepatitis B, sifilis," menurut dr Huang.
"Orang yang makan plasenta bisa terkena penyakit menular," ungkap dr Huang.
Source | : | Kompas.com,Intisari Online,24h.com.vn |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar