Dialog pun dia pertahankan apa adanya, dialog sehari-hari keluarga itu yang menggunakan bahasa Jawa dialek Blitar dari sub-kultur Mataraman.
Pendapatannya dari YouTube kini sudah jauh melampaui keuntungan yang dia dapatkan dari usaha sebagai pengepul besi tua.
Kata Winandi, omzet tertinggi yang pernah dia capai ketika masih menjalankan usaha besi tua adalah Rp 3 juta per hari.
Winandi harus mengedit dan mengunggah setiap video yang mereka produksi.
Dia mengaku menghabiskan waktu sekitar 15 jam setiap hari mulai dari pembuatan video, editing, hingga pengunggahan di channel YouTube.
Sejauh ini, keluarga itu mampu menjaga konsistensi memproduksi dan mengunggah dua video setiap hari, termasuk Sabtu dan Minggu.
Bukan hanya konsisten mengunggah video, keluarga kecil Winandi juga memperhatikan betul konsistensi waktu pengunggahan video mereka.
Kini dia tahu, menjadi YouTuber tidak jauh berbeda dengan menjadi selebritas yang harus selalu memberikan hiburan bagi penonton channel-nya.
Dengan capaiannya kini, Winandi belum berpuas diri dan ingin segera menembus jumlah subscriber sebanyak 100.000.
Winandi adalah salah satu YouTuber yang hadir pada deklarasi Kampung YouTuber di Balai Desa Panggungrejo pada hari Minggu lalu.
Kepala Desa Karendrata berharap Winandi dan tiga YouTuber lainnya itu dapat memberikan motivasi kepada YouTuber lain sesama warga Desa Panggungrejo.
Karendrata yang biasa dipanggil Hendro itu berharap puluhan YouTuber di desanya mampu menjadi penggerak ekonomi desa dengan perputaran uang yang mereka dapatkan dari hasil monetisasi channel mereka.
Source | : | Kompas.com,Tribun Batam |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar