Dedi menyebutkan, pelaku berasal dari Garut, sementara istrinya dari Tasikmalaya.
Karena dari Garut, pelaku mudah mencari korban di wilayahnya sendiri, yakni dari Garut selatan.
"Pelaku mengiming-imingi korbannya untuk sekolah dan pesantren gratis," kata Dedi.
Sistem pengajaran di pesantren itu pun terbilang janggal lantaran santriwati diajarkan oleh pelaku, sedangkan santri laki-laki oleh istri pelaku.
"Kan biasanya di pesantren, santri perempuan oleh istri gurunya. Tapi ini terbalik. Dari awal sudah janggal," kata Dedi.
Sementara itu dilansir dari TribunJabar.ID, sosok pelaku pencabulan itu kata salah satu tetangga yang bernama Ashari adalah orang yang pendiam dan terkadang acuh.
Ia juga merasa geram atas perbuatan HW terlebih para korban banyak yang hamil hingga melahirkan.
Saat ini HW tengah diadili di Pengadilan Negeri Bandung.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunJabar.ID |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar