GridPop.ID - Jarak usia yang jauh belakangan bukan menjadi penghalang bagi pasangan yang akan menikah.
Dilansir dari laman kompas.com, memiliki beda usia yang jauh diantara pasangan memang bisa menimbulkan berbagai konflik dalam pernikahan.
Namun ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk memastikan pernikahan tetap bahagia dan harmonis.
Perbedaan usia, khususnya lebih dari sepuluh tahun, sering menciptakan jurang pembatas dalam pernikahan.
Hal ini mungkin tidak kita sadari ketika masih berpacaran atau awal pernikahan.
Namun seiring berjalannya waktu, berbagai perbedaan yang didasarkan usia tersebut mulai muncul dan menjadi akar masalah.
Akan tetapi, bukan berarti ini akan menjadi akhir dari pernikahan yang kita miliki.
Kita bisa belajar dari banyak pasangan yang berhasil berkompromi atas perbedaan usianya yang jauh ini.
Rachel A. Sussman, terapis pernikahan berlisensi di Amerika Serikat mengatakan perbedaan itu bisa diselesaikan dengan sikap terbuka dan selera humor.
"Pasangan lebih muda yang bersikap lebih dewasa dan pasangan lebih tua yang memiliki jiwa muda bisa jadi kombinasi yang lebih baik" ujarnya.
Menurutnya, kesamaan adalah kunci untuk hubungan yang berjalan baik. Jika ada perbedaan usia yang cukup jauh maka kita perlu memperbanyak kesamaan lainnya.
Beberapa waktu lalu, pasangan beda usia yang cukup jauh ini sempat menjadi sorotan.
Bahkan, kisah keduanya sempat viral beberapa waktu lalu.
Hal ini bermula ketika seorang pria kepincut cinta nenek berusia 103 tahun.
Dikutip oleh GridPop.ID melalui laman Eva.vn, nenek yang berhasil memikat pria yang lebih muda ini adalah Mek Wok Kundor, berasal dari desa Bukit Tokbat, negara bagian Kelantan, Timur Laut Malaysia, lahir pada tahun 1902.
Sebagai seorang wanita yang berusia lebih dari 1 abad, nenek Kundor bukah hanya terkenal karena usianya yang panjang.
Tetapi karena telah menikah sebanyak 22 kali, dan itu belum berakhir.
Pada tahun 2005 nenek Kundor memutuskan menikahi suaminya yang ke-23 Muhammad Noor Che Musa, yang lahir pada tahun 1972.
Saat itu Musa berusia lebih muda darinya, dengan selisih sekitar 70 tahun.
Kabar ini sontak mengejutkan dunia, hingga kantor berita besar seperti CNN, AFP hingga BBC mewartakan kabar pernikahan itu.
Kisahnya berawal ketika Musa datang untuk menyewa rumahnya di negara bagian Terengganu.
Karena dekat, keduanya mulai berkencan dan hingga akhirnya saling suka satu sama lain, dan menikah pada tahun 2005.
Saat itu nenek Kundor berusia 109 tahun sedangkan Musa 33 tahun, pernikahan itu menjadi yang ke-23 bagi nenek Kundor.
Pernikahan keduanya pun sontak membuat publik syok.
Berbicara tentang pertemuannya dengan nenek Kundor Musa, mengatakan bahwa dia memiliki perasaan seperti keluarga.
Dia merasa kasihan pada nenek Kundor karena hidup seorang diri tanpa anak untuk menjaganya.
Meski demikian, banyak kritikan dilayangkan kepada Musa.
Orang-orang sekitarnya meragukan perasaanya, dan menganggapnya dia hanya ingin numpang hidup pada nenek Kundor.
Kebetulan, saat itu Musa sedang menganggur dan tidak memiliki tempat tinggal.
Namun, Musa bersikeras bahwa dia menikahi nenek Kundor bukan karena uang, tetapi karena kasihan.
Setelah 4 tahun menikah Musa memutuskan untuk melakukan detoksifikasi perawatan di pusat rehabilitasi di Kuala Lumpur selama 18 bulan.
Jauh dari suminya, nenek Kundor merasa cemas, setiap beberapa bulan nenek Kundor datang ke kota dengan naik bus untuk bertemu suaminya.
Meskipun usianya sudah lanjut, kulit keriput, dan wajahnya tak cantik, nenek Kundor memiliki rahasia untuk menjaga suaminya.
Ini adalah pijatan tubuh, dikatakan sebagai rahasia keluarga yang sudah lama ada.
Nenek Kundor tidak mengungkapkan rincian pijatan, hanya mengatakan bahwa itu berfokus pada bagian-bagian sensitif untuk merangsang kebutuhan seksual.
Selain itu nenek Kundor, mengatakan bahwa seorang istri harus pandai memasak, dan harus selalu menjaga penampilannya.
Berita terakhirnya tahun 2018, pernikahan nenek Kundor dan Musa masih awet dan keduanya berencana mengadopsi anak.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,GridPop.ID,Eva.vn |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar