Untungnya ada wedding planner lain yang terjun ke lapangan bahkan di menit-menit terakhir," paparnya.
"Sejujurnya, kami tidak merasa kesal. Bagi kami, yang terpenting adalah restu dan kehadiran keluarga dan teman dekat.
Rumah Syahiran di Subang yang juga terkena banjir.
Kami berdua saling menertawakan saat mengingat berbagai 'drama' yang terjadi sebelum upacara berlangsung.
Saya tidak menangis sama sekali ketika ini terjadi, karena sepanjang proses Syahiran selalu ada kebersamaan.
Kita hanya bisa merencanakan, Dia yang menentukan."
Sementara itu, peserta Dansa Dan Sing tersebut mengatakan bahwa mereka seharusnya 'terbang' ke Eropa pada hari Kamis.
Namun sayang, semua harus batal meski tiket pesawat sudah di tangan.
"Kami seharusnya terbang ke Eropa untuk bulan madu pada hari Kamis.
Namun lagi-lagi kami harus membatalkan keinginan itu.
Tiket dan semua perencanaan sudah diurus.
Source | : | Tribunnewsmaker.com,Tribun Trends |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar