Anak-anak terlalu muda untuk mengerti, untuk bersimpati dengan ayah mereka. Mungkin nanti, ketika kamu sudah cukup besar untuk membaca dan memahami apa yang ayah tulis di sini, ayah tidak akan ada lagi di dunia ini.
Pada usia 32 tahun, ayah baru saja selesai membangun rumah kecil untuk ibu dan anak-anak, ingin melunasi hutang, serta membeli mobil.
Ayah merawat ibu dan anak-anak untuk memiliki kehidupan yang baik, kemudian Tuhan memberi hukuman mati tergantung di kepalanya. Dokter berbicara tentang penyakit ayah seperti hal yang mengerikan.
Mereka hanya berbicara tentang satu tahun, dua tahun kemudian, tidak ada yang berani berbicara tentang masa depan lebih jauh. Ayah menghabiskan 10 bulan dalam kesakitan, kelelahan, berjuang karena sakit, karena obat-obatan.
Dan karena saya harus jauh dari kalian berdua, karena ayah juga membawa ibu. Lalu setiap malam, saat kedua orang tua berada jauh, kedua anak itu menangis sepuasnya karena merindukan ibu mereka. Maaf, kalian berdua.
Saya masih ingat perasaan bahagia yang tak terhingga saat menggendong K. dan V. di pelukan saat baru lahir. Kegembiraan dan kebanggaan seorang ayah muda.
Saya ingat kelahiran K., ibu tidak punya susu, ayah berlari ke mana-mana mengemis untuk setiap kantong kecil susu.
Kemudian malam-malam ketika Ayah menggendong V. agar ibunya bisa mengantar K. untuk tidur. Aku sangat merindukannya, aku merindukan aromanya, aku merindukan pipinya yang lembut.
Aku mencintaimu 2 anakku, tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan.
Pada hari ketiga menerima hasil penyakit, Ayah tidak menangis karena kematian, hanya menangis karena kemungkinan bahwa setiap sore tidak ada lagi yang bermain sepak bola dengan kalian.
Pada saat itu, akankah anak-anak merasa kasihan pada diri mereka sendiri ketika rumah sebelah penuh dengan tawa.
Source | : | saostar.vn |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar