Orangtua saya tidak peduli dengan perbedaan usia, mereka menyukai Dongjin. Orangtua saya punya pendapat yang sama dengan saya bahwa dalam pernikahan, karakter pasangan jadi kriteria penting," kenang Nhat Vi.
Pasangan ini lantas menikah dan menggelar pesta tak lama setelah perkenalan yang diadakan di dua negara, Vietnam dan Korea.
Setelah tinggal bersama sebagai suami istri, Nhat Vi merasa makin beruntung telah memilih Dongjin, sebab ia benar-benar tahu bagaimana cara memanjakan sang istri.
"Dia merawatku dengan baik. Ketika saya sakit, dia memasak nasi, memasak bubur, dan membujuk saya untuk makan.
Dia penopang ekonomi keluarga, tapi tak pernah sungkan melakukan pekerjaan rumah. Dia sering membantu saya memasak, cuci piring, dan bersih-bersih.
Dia mengurus saya dari hal kecil hingga besar, membuat saya merasa dilindungi," ungkap Nhat Vi.
Karir Dongjin juga makin berkembang, perekonomian keluarga menjadi semakin mapan.
Kini setelah tiga tahun menikah, Dongjin kerap memanjakan istrinya dengan barang-barang mahal.
Masa paling menyentuh bagi Nhat Vi adalah dua tahun pertama pernikahan, karena Nhat Vi sangat ingin memiliki bayi tapi belum juga diberi.
Dongjin berusaha mendorong istrinya agar merasa nyaman secara psikis, bahkan Dongjin tak masalah jika pada akhirnya Nhat Vi tidak bisa mempunyai keturunan.
Hingga pada tahun ketiga, pasangan ini akhirnya memiliki bayi, dan kini Nhat Vi hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.
Source | : | Kompas.com,Tribunnewsmaker.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar